Gelombang : 28
Pertemuan ke 28 KBMN PGRI Angkatan 28 mengukuhkan materinya dengan topik teknik promosi buku. Apa itu promosi buku? Membaca kata promosi yang ada di benak dan pikiran semua orang tentu sangat erat kaitannya dengan jualan walaupun tidak semua promosi itu bersifat jualan.
Dalam konteks bisnis, promosi adalah cara seseorang, sekelompok orang, atau sebuah perusahaan menyebarkan informasi kepada orang lain tentang sebuah produk berupa barang atau jasa. Tujuannya agar konsumen tertarik dan memilih produk yang dipromosikan.
Promosi itu menjadi salah satu unsur yang penting dalam sebuah proses produksi. Barang atau jasa yang dihasilkan harus diperkenalkan atau dipromosikan kepada orang banyak. Sebuah produk yang berkualitas tidak akan laku di pasaran tanpa promosi karena tidak konsumen tidak mendapatkan informasi tentang tentang produk tersebut.
Promosi, dengan demikian, juga menjadi sesuatu yang mutlak dalam bisnis penerbitan buku. Buku berkualitas akan laku di pasar jika dilakukan promosi. Adapun tujuan promosi buku adalah sebagai berikut.
- Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
- Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
- Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.
- Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.
TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU.
Buku sebagai produk barang yang diperjualbelikan dapat dipromosikan oleh penerbit maupun penulis. Sebagai gambaran, program prmosi buku dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini
Launching buku adalah program peluncuran buku baru yang dilakukan di suatu tempat dan pada waktu tertentu. Lokasi peluncuran buku bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, dan di mana saja tergantung kebutuhan.
Penyelenggaraan launching dapat dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Launching bisa juga dilakukan secara kolaboratif antara penulis dan penerbit.
Dalam hal pembiayaan kegiatan launching tergantung kesepakatan. Pembiayaan dapat dibebankan kepada penerbit atau kepada penulis. Jika dibiayai penerbit, penulis harus meyakinkan penerbit bahwa buku yang akan diluncurkan kan laku.
Penerbit mayor seperti Gramedia, biasanya memiliki tempat khusus di toko-toko bukunya untuk menyelenggarakan peluncuran.
Saat ini, dengan perkembangan teknologi digital, program launching menjadi makin mudah dan efektif. Launching dapat menggunakan ruang virtual dengan memanfaatkan platform media sosial facebook, instagram, TikTok, atau YouTube. Launching dapat dilakukan secara live melalui platform tersebut. Bahkan rekaman launcing dapat disebarkan sehingga calon pembeli dapat memperoleh informasi tentang buku yang telah diluncurkan.
Program launching buku sangat dianjurkan dilakukan berulangkali. Jika diperlukan dapat dilakukan setiap bulan. Bisa juga memilih lokasi yang berbeda-beda untuk menjangkau daerah promosi yang lebih luas. Jika dilakukan setiap bulan di tempat yang berbeda, dalam setahun akan terselenggara 12 kali kegiatan di 12 tempat yang berbeda.
Kedua, bedah buku
Upaya ini harus dilakukan secara intens setiap kali ada peluang tempat dan waktu atau situasi memang memungkinkan. Bedah buku menjadi salah satu cara efektif untuk mempromosikan buku. Melalui bedah buku penulis dapat berupaya meyakinkan konsumen bahwa bukunya merupakan bacaan yang layak untuk dibeli.
Pemanfaatan teknologi digital saat ini memberikan kemudahan bagi penerbit dan penulis untuk menyelenggarakan kegiatan bedah buku. Tidak menjadi masalah siapa dan berapa orang yang hadir. Kegiatan dapat direkam dan disebarkan melalui media sosial. Jika dilakukan secara rutin, penulis dan penerbit akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Seminar, pelatihan, atau workshop merupakan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan promosi. Penulis atau penerbit dapat melakukan seminar atau workshop dengan mengambil tema seuai dengan judul buku. Jika buku itu tentang motivasi menulis, kegiatan seminar atau workshop dapat menggunakannya sebagai tema utama.
Ke empat, Membangun Komunitas
Komunitas merupakan kelompok sosial tertentu dalam kehidupan masyarakat. Untuk mempromosikan bukunya, penulis dapat membangun komunitas tertentu yang sesuai dengan tema buku yang dihasilkan.
Dalam sebuah komunitas, biasanya hubungan emosional antar individu lebih kental. Ikatan emosional dapat dimanfaatkan penulis untuk mempromosikan bukunya. Penulis dapat membangun komunitas sesuai dengan tema buku.
Kehadiran media sosial saat ini sangat mungkin bagi penulis dapat membangun jaringan komunitas tanpa batas. Penulis dapat memanfaatkan WhatsApp, facebook, telegram, atau intagram untuk membentuk komunitas yang diinginkan. Kedekatan penulis dan pembaca dalam sebuah komunitas menjadi peluang untuk menawarkan buku kepada anggota yang ada di dalamnya.
Ke Lima, Membangun Jaringan Reseller
Reseller adalah seseorang atau sekelompok orang yang bersedia menjual produk buku tertentu. Penulis dapat memanfaatkan jasa reseller untuk menjual buku hasil karyanya. Penulis dapat memberikan komisi sebesar 20 sampai 30 persen dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%,
Dalam memanfaatkan jasa reseller, penulis dapat membekali mereka dengan materi-materi yang ada dalam buku tersebut. Hal ini penting agar reseller dapat memberikan informasi yang tepat kepada pembeli tentang buku yang akan dijual. Dengan begitu reseller akan lebih mudah menawarkan buku kepada konsumen. Reseller harus memiliki pemahaman yang cukup supaya dapat mempengaruhi konsumen.
banyak bukti yang menunjukkan keberhasilan dalam menjual buku dengan mengandalkan reseller. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu dengan mengandalkan reselller. Makin banyak reseller makin mudah proses penjualan sebuah produk, termasuk penjualan buku.
Ke enam, Menjual Buku di Market Place
Strategi lain yang dapat ditempuh penulis atau penerbit adalah dengan memanfaatkan marketplace, seperti, lazada, Shopee, Buka Lapak, Tokopedia, dan sebaginya. Melalui marketlace proses promosi dan distribusi buku akan lebih luas karena dapat menjangkau konsumen di berbagai daerah.
Ke tujuh, memanfaatkan media Sosial
Platform media sosial saat ini tidak saja dimanfaatkan sebagai ruang untuk membangun hubungan sosial dengan orang dari berbagai belahan bumi. Platform ini telah banyak dimanfaatkan sebagai media untuk membangun bisnis.
Followers dan subsciber followers dan subscriber saat ini telah menjadi pasar yang yang menjanjikan. Penulis dapat memanfaatkan situasi ini untuk memberikan informasi tentang buku. Penulis secara rutin dapat membuat status, unggahan, atau postingan yang menarik tentang buku yang ditulisnya. Makin sering dilakukan, pemahaman orang tentang tema buku akan terus meningkat. Hal ini dapat menjadi daya tarik yang bermuara pada tujuan promosi, Orang akan memesan dan membeli buku.
Teknik paling tepat yang dapat dilakukan adalah memberikan banyak pengetahuan, motivasi, atau inspirasi yang temanya diupayakan terkait dengan buku tersebut. Dengan cara seperti ini, followers atau subscriber akan marasa mendapatkan manfaat dari status yang dibacanya.
Pada hakikatnya, upaya penulis untuk menarik pembeli adalah dengan memengaruhi pikiran pembaca dengan topik yang membuat mereka merasa terinspirasi. Bagi penulis, ini tidak semata-mata persoalan tingkat penjualan tetapi mengubah cara berfikir. Penulis memiliki tanggung jawab moral bagaimana memberikan edukasi kepada masayarakat untuk menumbuhkan minat baca dan budaya literasi yang kuat. Jika budaya baca sudah terbentuk, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan buku.
Lombok Timur, 13 maret 2023
keren dan lengkap
BalasHapus