Pada flyer pertemuan ke 10 pelatihan menulis tertera tulisan berbunyi "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Itulah tema pertemuan ke 10 pelatihan menulis KBMN PGRI angkatan 28. Tema itu dipertegas lagi oleh moderator, Bambang Purwanto, S. Kom.Gr ketika mengawali kegiatan.
Dilihat dari gelar akademiknya, Sudomo, S.Pt, Narsum seharusnya menjadi "penggembala" atau "petani penggembala". Tetapi di persimpangan jalan Narsum memilih menjadi guru dan penulis.
Narasumber, dalam menyampaikan materi, menggunakan metode yang cukup menarik, yaitu, prinsip berbagi dengan menggunakan alur merdeka belajar. Pembelajaran dimulai dari refleksi diri atau mulai dari diri peserta.
Sebelum mulai menyampaikan materi, peserta diminta menceritakan pengalamannya dalam menulis fiksi berupa kendala, tantangan, atau pengalaman peserta yang telah berhasil menerbitkan buku fiksi. Tidak saja yang sudah pernah mencoba menulis, peserta yang belum pernah menulis sama sekalipun diberikan kesempatan untuk menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan fiksi
Seorang peserta mengaku tidak pernah terpikirkan untuk menulis fiksi tetapi sejak masih SMP senang membaca novel. Bahkan rela tidak jajan dan memilih menggunakan uang jajannya untuk menyewa novel. Peserta lainnya mengaku kerap menggunakan fiksi sebagai media pembelajaran.
Di antara peserta ada yang memiliki ambisi menulis fiksi tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Rupanya ada pula yang sudah menulis karya fiksi walaupun mulai dengan pengalaman sehari-hari. Rupanya pengalaman peserta tentang penulisan fiksi beragam.
Tahapan kegiatan pelatihanpun mengalami pergeseran dari mulai dari diri ke eksplorasi konsep. Pada fase eksplorasi Konsep, peserta mempelajari secara mandiri materi yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Materi itu kemudian menjadi bahan diskusi pesserta untuk memahami hakikat dan proses penulisan fiksi. Secara Garis besar materi dalam bentuk cerpen itu yaitu, 1) alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, 2) syarat bisa menulis cerita fiksi, 3) bentuk-bentuk cerita fiksi, 4) unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan 5) tips menulia cerita fiksi.
Dalam karya fiksi terdapat sejumlah istilah atau kata khusus yang berhubungan dengannya. Istilah itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Contoh premis: Premis dari novel Harry Potter adalah "Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia."
Premis memiliki kekuatan pada kemampuannya membuat ilustrasi novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Dalam sebuah premis terdapat unsur-unsur tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.
Sikap paling mendasar dalam menulis fiksi adalah pentingnya membangun komitmen dan konsistensi untuk terus berlatih. Hal ini akan menciptakan kenyamanan seseorang dalam menulis. Hanya itulah jalan satu-satunya. Penulis harus menumbuhkan niat yang kuat.
Secara teknis, menulis fiksi sama dengan membuat karya tulis yang lain, berawal dari ide. Di samping itu sangat disarankan agar sesuai dengan genre yang disukai dan kuasai. Sebelum mulai sebaiknya didahului dengan membuat kerangka. Selanjutnya mulai menulis atau mengembangkan kerangka menjadi sebuah tulisan. banyak membaca karya fiksi orang lain juga menjadi cara penting sebagai pendukung utama dalam menulis.
Ada kecenderungan seorang penulis mengalami kehilangan arah dalam menyelesaikan tulisan. Di sinilah outline/kerangka karangan itu menjadi penting. Keberadaannya bertujuan untuk menjaga agar tulisan tetap berada di jalurnya. Dengan kata lain outline berfungsi sebagai pengingat bagi penulis ketika berada di persimpangan jalan.
Dalam sebuah karya fiksi, narasi cerita akan menjadi menarik jika penceritaan disusun secara runtut terkait detail karekter, sifat, dan watak tokoh. Penulis dapat menggunakan teknik show don't tell, sebuah teknik menulis di mana cerita dan karakter terkait ditampilkan melalui detail sensorik dan tindakan. Teknik ini akan membuat pembaca merasa terlibat di dalam cerita itu sendiri. Pada saat yang sama, netralitas penulis sangat berpengaruh. Penulis tidak menunjukkan keberpihakan kepada salah satu tokoh. Setiap tokoh harus digambarkan dengan segala kelebihan dan kekuarangannya.
Semangat menulis, Paak!
BalasHapus