Sabtu, 25 Februari 2023

Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar sebagai Sebuah Solusi Belajar Mandiri

 


Sabtu, 23 Februari 2023, saya diundang sekolah sebelah untuk berbagi praktek tentang pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai solusi untuk memfasilitasi guru agar dapat belajar secara mandiri secara daring. PMM diluncurkan sejak tahun 2021. Namun sejumlah sekolah belum memanfaatkan aplikasi itu secara masksimal.

Pada dasarnya, untuk mengakses PMM dan cara pemanfaatannya sudah tersedia pada laman kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id, dalam bentuk video tutorial, atau melalui link guru.kemdikbud.go.id

Peserta sosialisasi terdiri dari guru-guru belia yang memiliki pikiran masih fresh graduate dengan potensi yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Saya melihat semangat yang cukup besar pada peserta dalam mengikuti kegiatan. Namun, ada pula yang tampak layu dan tidak memperlihatkan sikap serius. Kelompok terakhir ini banyak ditemukan di sekitar kita.


Dikutip dari laman kemdikbud, Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman dalam tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.

PMM sangat menunjang pengembangan diri guru secara gratis. Pengguna atau guru hanya membutuhkan jaringan internet untuk mengakses aplikasi PMM. 

Aplikasi debutan Kemdikbud itu tidak saja dilengkapi dengan fasilitas pelatihan mandiri tetapi juga memiliki beberapa fitur pendukung dalam rangka berbagi praktik baik kepada sesama guru di seluruh Indonesia. PMM dapat dijadikan ruang belajar bersama tidak saja dengan aplikasi itu sendiri tetapi juga dengan sesama guru dari seluruh penjuru tanah air.

Komponen dalam Platform Merdeka Mengajar.

PMM menyediakan komponen berupa fitur yang terdiri dari beberapa layanan. Layanan pertama adalah Belajar Kurikulum Merdeka, sebuah fasilitas sumber belajar yang berisi penjelasan tentang prinsip dasar kurikulum merdeka, profil pelajar pancasila, capaian pembelajaran, dan contoh alur tujuan pembelajaran.

Layanan ke dua, berupa kegiatan belajar mengajar yang mencakup asesmen murid dan perangkat ajar. Asesmen menyediakan contoh soal-soal penilaian pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan dalam asesemen pembelajaran. Pada perangkat ajar guru dapat mengakses modul dan bahan ajar, buku teks, dan pedoman Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Layanan lainnya berupa Pengembangan Diri. Bagian ini menyediakan sejumlah kegiatan pelatihan mandiri dan kesempatan untuk bergabung dan membuat komunitas belajar. Pelatihan mandiri merupakan fasilitas dalam PMM yang disediakan sebagai ruang belajar secara mandiri bagi para guru. Dalam komunitas guru dapat bergabung dengan komunitas yang sudah dibuat oleh guru dari berbagai daerah di Indonesia. Komunitas ini juga memungkinkan guru membuat komunitas sendiri sesuai kebutuhan besama guru lainnya. Melalui komunitas guru dapat berdiskusi, belajar bersama, atau berbagi praktek baik yang telah dilakukan di sekolah masing-masing. Melalui komunitas ini guru dapat melakukan kerja kolaborasi dalam melakukan banyak hal yang berhubungan dengan profesinya.

Ada pulalayanan Mencari dan berbagi. Layanan ini merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai sumber belajar guru. Mencari dan Berbagi dilengkapi dengan submenu video inspirasi dan bukti karya. Video inpirasi merupakan sumber belajar yang menyediakan video karya para ahli yang dapat dijadikan sumber inspirasi untuk meningkatkan kompetensi para guru. Submenu lainnya berupa bukti karya yang dapat digunakan sebagai ruang penyimpanan hasil karya dalam bentuk video maupun dokumen berupa tulisan. Hasil karya itu dapat dibagikan kepada guru dengan

Fleksibilitas PMM

Secara keseluruhan PMM memberikan kemudahan kepada guru karena aplikasi itu memiliki keunggulan yang bersifat fleksibel dalam beberapa hal. Fleksibiltas itu mencakup hal-hal sebagi berikut.

Pertama, Aplikasi ini dapat dengan mudah diakses melalui berbagai perangkat smartphone maupun komputer atau laptop.

Ke dua, Penggunanya dapat mengikuti proses belajar secara mandiri, dapat dilakukan kapan saja, dan kapan saja. Proses belajar melalui PMM tidak terikat ruang dan waktu.

Ke tiga, pengguna atau guru, dalam hal ini, dapat mengikuti pelatihan berulang kali sampai mereka dinyatakan lulus oleh sistem. Jika tidak lulus peserta dapat mengulang materi pembelajaran secara mandiri.

Ke empat, guru dapat belajar dengan santai dan rileks dalam waktu senggang. Tidak ada tuntutan untuk mengikuti pelatihan mandiri saat berhadapan dengan kesibukan. Tekanan kesibukan guru tidak saja timbul dari tugas profesinya tetapi juga banyak urusan keluarga membuat mereka harus berpikir multitasking.

PMM menjadi salah satu alternatif yang cukup asyik dan efektif. Jika di tengah pelatihan guru tetiba saja harus menyelesaikan urusan lain, pelatihan itu dapat ditunda tanpa izin kepada panitia karena memang tidak memiliki panitia. Peserta atau guru dapat melanjutkan pelatihan setelah urusan lain itu selesai.

Ke lima, materi pelatihan yang disajikan dalam bentuk video dan teks memberikan kemudahan peserta dapat mempelajarinya berulang kali sampai benar-benar paham. Bahkan saat mengerjakan soal fleksibilitas itu sangat dijamin karena peserta diberikan kesempatan menyelesaikan test pada masing-masing topik sampai nilai yang diperoleh memenuhi syarat untuk lulus dan mendapatkan sertifikat.

Ke enam, peserta pelatihan dapat memilih topik mana saja yang dapat diikuti tanpa terikat urutan sesuai yang tersedia dalam PMM

Satu hal yang patut dicatat adalah Berikut ini menu Platform Merdeka Mengajar yang dapat dimanfaatkan penggunanya.

Lombok Timur, 25 Februari 2023

Jumat, 24 Februari 2023

Melejitkan Prestasi dengan Menulis

Judul                     : Melejitkan Prestasi dengan Menulis
Resume ke            : 21
Gelombang           : 28
Tanggal                 : 24 Februari 2023
Tema                     : Menulis untuk Meraih Prestasi
Narasumber          : Rita Wati, S. Kom.
Moderator             : Helwiyah, S.Pd. M.M.

Banyak hal yang bisa dibahas tentang aktivitas menulis. Ide tentang menulis sangat luas dan nyaris tidak akan pernah habis untuk dijadikan bahan renungan, bahan diskusi, sekaligus bahan untuk menulis. Dalam kalimat sederhana menulis tentang menulis memantik ide tiada batas.

Menulis dapat dihubungkan dengan banyak hal. Banyak ulasan yang menjelaskan kegiatan menulis sangat berkaitan dengan kerja intelektual karena melibatkan proses berfikir. Kegiatan menulis juga kerap dihubungkan dengan aktivitas emosi. Bahkan menulis juga diakui mampu menumbuhkan kesejahteraan mental. Argumen ini didasari oleh kebutuhan seseorang untuk meluapkan tekanan atau permasalahan hidup sehari-hari. Menulis dapat mengurangi stress. 

Akan tetapi menulis juga kerapkali tidak dapat dihindarkan dari hal-hal yang bersifat kontraproduktif dan bernuansa negatif. Di era digital saat ini, misalnya, banyak informasi mengalir begitu deras membawa pesan-pesan meragukan, berita hoax, yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjwabkan.

Menulis menjadi sebuah pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan pencerahan bagi masyarakat luas. Di sisi lain, membawa kesesatan, membuat opini tidak sehat dalam kehidupan masyarakat. Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan kemampuan menganalisis infromasi dan kecerdasan literasi untuk menemukan kebenaran informasi yang sebenarnya.

Menerima informasi secara selektif sama positifnya dengan menulis sesuatu secara obyektif dan bertanggungjawab. Menulis dengan berbagai kemanfaatannya dapat menjadi salah satu cara seseorang memperoleh sesuatu yang bersifat prestisius. Menulis dapat berprestasi.

Lalu bagaimana menulis bisa menuai prestasi? Pertemuan ke-21 KBMN PGRI tidak membahas tentang teori bagaimana menulis itu menjadi sebuah jalan untuk mendapatkan prestasi, kesuksesan, atau keistimewaan tertentu. Materi menulis lebih tepat disebut sebagai kisah inspiratif narasumber yang mengantarkannya menjadi sang pemenang dalam berbagai lomba dan kompetisi.

Dalam pertemuan sebelumnya telah banyak dibahas tentang media yang digunakan untuk menulis. Salah satunya, blog.l Bog merupakan media yang dapat digunakan untuk menuangkan ide dan pengalaman. 

Bagi guru, blog dapat dijadikan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengekspresikan pemikirannya dalam blog sebagai sumber belajar bagi siswa. Media ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk berbagi praktek baik kepada sesama guru.

Satu hal yang perlu dibangun dalam menulis adalah komitmen dan keinginan. Ini juga sudah dibahas dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Untuk menjadi guru berprestasi blog merupakan media paling sederhana dan paling memungkinkan untuk menuju ke arah itu.

Untuk menulis di blog, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema dan tujuan tulisan, misalnya, bertujuan menyediakan sumber pembelajaran bagi siswa, untuk membuat catatan harian tentang proses dan hasil pembelajaran di kelas, atau untuk menuliskan tentang penggunaan media, strategi, metode pembelajaran, dan tujuan lain yang memberikan inspirasi kepada orang lain. 

Tulisan dapat dibuat dalam bentuk atau genre fiksi maupun non-fiksi. Untuk tulisan bergenre fiksi tulisan dapat dibuat dalam bentuk cerpen, cerita bergambar, atau cerita bersambung. Sedangkan tulisan bergenre non-fiksi dapat dibuat dalam bentuk artikel, esai, laporan kegiatan, atau bentuk lain sesuai keinginan dan minat.

Penentuan tema dan tujuan sangat penting untuk menjaga konsistensi tulisan. Tema dan tujuan akan membuat tulisan tidak keluar dari ide awal. Substansi tulisan tidak melebar  ke mana-mana.

Pengalaman narasumber menunjukkan bahwa tidak ada teori khusus dan bersifat teknis yang mengantarkannya menuju tangga prestasi. Menulis tidak dipelajari secara teoritis. Menulis memerlukan tindakan, aksi nyata, dan praktek.

Apa yang dilakukan narasumber sebenarnya telah menjadi merupakan kemampuannya bertahan pada konsistensi dalam membuat tulisan. Narasumber juga membekali diri dengan mental pembelajar dan banyak membaca. Membaca tidak semata-mata mata aktivitas yang bersifat literer, tekstual, atau hanya membaca buku. Dibutuhkan kemampuan membaca alam, lingkungan, peristiwa, dan kejadian yang dialami.

Semua hasil membaca kemudian diolah dalam sebuah refleksi, membuat kontekstualisasi antar pengetahuan dan pengalaman, antara informasi tekstual dan informasi empirik. Semua itu dituangkannya dalam tulisan.

Menulis memerlukan budaya positif--semacam nilai yang mewarnai keyakinan dasar dan universal yang telah mengalami internalisasi dalam diri seseorang. Budaya positif itu kemudian mewujud dalam praktek kesehariannya.

"Menulis setiap hari," sebuah slogan yang dipopulerkan Dr. Wijaya Kusumah, pendiri kelas belajar menulis. Menulis adalah produktivitas. "

Produktivitas dan prestasi menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan," demikian konsep menulis dan prestasi yang ditawarkan narasumber.

Dalam pertemuan sebelumnya telah banyak dibahas tentang alasan klasik yang membuat orang tidak dapat menghasilkan tulisan. Semua alasan itu hanya dapat dipatahkan dengan kata-kata, kemauan, belajar, mulai menulis, percaya diri, tidak anti kritik, dan sebagainya.

Bagaimana berprestasi melalui tulisan? Dalam konteks ini, mental kompetitif menjadi unsur intrinsik yang perlu dibangun. Seorang penulis harus berani menjawab tantangan persaingan melalui lomba atau event menulis yang diselenggarakan berbagai institusi, baik pemerintah maupun lembaga swasta pegiat literasi.

Di samping itu, lomba kerapkali digunakan sebagai ruang promosi barang dan jasa. Banyak perusahaan besar yang berusaha mempromosikan produknya melalui lomba menulis.

Melalui lomba atau event seperti itu, seseorang dapat menunjukkan eksistensinya sebagai penulis. Untuk meraih prestasi dalam kegiatan tulis menulis tentu memerlukan kerja keras. 

Penulis kompetitor memiliki semangat juang yang tinggi, tidak mudah menyerah, dan menjadikan kegagalan sebagai cambuk untuk meningkatkan kompetensinya dalam menulis.

Ajang lomba bukan sekadar masalah prestasi tetapi lebih dari itu merupakan arena tempat menempa diri, menambah pengalaman, dan memperluas cakrawala berfikir. Ingin berprestasi jadilah pesaing.

Lombok Timur, 24 Februari 2023

Rabu, 22 Februari 2023

Pemasaran Buku (Pertemuan ke-20)

Judul : Pemasaran Buk

Resume ke : 20

Gelombang : 28

Tanggal : 22 Februari 2023

Tema : Menulis untuk Meraih Prestasi

Narasumber : Agus Subardana, SE,. M.M

Moderator : Purbaniasita, KS.S.Pd. M.M.

Setiap orang sepakat bahwa buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Buku juga menjadi sarana utama dalam proses pembelajaran, dan sarana  penyampaian informasi. Anak – anak sejak usia dini telah diperkenalkan pada buku. Banyak orang tua telah menyediakan buku untuk anak-anak mereka sejak usia pra-sekolah. Mereka diperkenalkan dengan buku sederhana yang ssuai dengan perkembangan usianya. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan minat baca kepada generasi bangsa. Hal ini sangat beralasan mengingat berbagai informasi berupa ilmu pengetahuan sebagian besar bersumber dari media buku. Pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, membuka peluang usaha bagi masyarakat yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku agar tetap terus hidup dan berkembang, serta dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal diperlukan strategi pemasaran. Srategi pemasaran merupakan bagian penting bagi pengusaha, wirausaha, entrepreuner dalam menjalankan bisnisnya. 

Strategi pemasaran dalam penjualan buku melibatkan banyak faktor atau aspek dan bersifat unik. Fakta ini tampak dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Buku-buku tersebut dapat dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh buku yang diterbitkan oleh Penerbit ANDI Offset. Usaha penrbitan ini telah memproduksi buku dengan 32 katagori, mulai dari buku anak, buku bisnis, buku pertanian, buku fiksi (novel),buku pengembangan diri, buku teks, dan lain-lain.

Berdasarkan jenis – jenis katagori buku tersebut penerbit melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi atau kelompok jenis katagori buku yang diterbitkan. Secara umum kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berhubungan dengan beberapa kegiatan bisnis.  Hal ini memnyebabkan strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh faktor yang meliputi, faktor mikro (perantara, pemasok, pesaing, dan masyarakat) dan faktor makro (demografi-ekonomi, teknologi-fisik, dan sosial budaya)

Sekarang ini dalam menjalankan bisnisnya, penerbit Andi Offset menjalankan bisnisnya dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, faktor mikro dan makro. Kondisi ini disebabkan oleh status Penerbit Andi Offset sudah menjadi bagian dari industri penerbitan buku. DAlam usianya penerbit yang sudah mencapai 43 tahun dengan jumlah buku yang telah diterbitkan mencapai lebih dari 20.000 judul buku. Semua judul tersebut dikelompokkan menjadi 32 katagori.

Sejauh ini, penerbit Andi Offset menempuh jalur dua strategi pemasaran, yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat. Kedua strategi tersebut didasarkan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas. 

Bagaimana prinsip kerja kedua strategi tersebut.

A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line)

a. Pemasaran buku secara Online 

Wabah Covid-19, sebagaimana diketahui, telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dampak itu juga tidak pelak mempengaruhi dunia bisnis. Era pandemi itu telah mengubah strategi pemasaran dunia usaha dengan makin masivnya penggunaan teknologi digital. Dunia bisnis tidak akan mampu bertahan tanpa mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Sebelum penggunaan teknologi digital, strategi pemasaran biasanya dilakukan dengan pemasangan iklan melalui brosur dan baliho besar yang dibentangkan dimana-mana. Kini cara itu mulai ditinggalkan. Perusahaan atau penerbit lebih memilih memnggunakan pemasaran secara online. Keberadaan internet dan perkembangan teknologi yang menyertainya memberikan kemudahan dalam pemasaran hasil produksi dengan menerapkan strategi pemasaran secara digital atau digital marekting.

Pemasaran secara digital atau digital marketing merupakan teknik pemasaran terkini dan paling populer, sebuah teknik memasarkan produk atau jasa yang mengandalkan media online atau internet.

Penerbit ANDI Offset menerapkan pemasaran secara digital dengan beberapa cara yaitu:

  1. Content marketing adalah salah satu jenis digital marketing yang berfokus pada pembuatan dan pendistribusian konten untuk target pasar tertentu. Tujuannya adalah untuk menarik aksi menguntungkan dari calon pembeli potensial. Ada banyak pilihan content marketing mulai dari blog, podcast, infografik, dan lainnya.
  2. Search Engine Optimization (SEO), sebuah teknik pemasaran dengan memanfaatkan website Penerbit Andi yang didesain secara menarik. Melalui website (andipublisher.com) buku-buku yang diterbiutkan itu ditawarkan secara online kepada konsumen.
  3. Search Engine Marketing (SEM), sebuah teknik pemasaran yang juga menggunakan internet. Hanya saja strategi ini berupaya untuk mengoptimasi website di mesin pencari, Search Engine Marketing (SEM) merupakan strategi pemasaran digital yang bertujuan meningkatkan visibilitas website melalui hasil pencarian mesin pencari atau yang dikenal dengan istilah SERP.
  4. Social media marketing, strategi pemasaran yang memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk promosi dan pemasaran sebuah brand. Penerbit Andi juga menggunakan social media marketing di beberapa platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan lainnya. 

Untuk menarik perhatian dalam pemasaran secara online, juga dilakukan dengan memanfaatkan seni verbal. seperti pantun yang berisi tawaran produk. Penggunaan pantun sebagai sarana promosi jualan online juga ternyata sangat berpengaruh untuk menarik calon konsumen, khususnya anak muda. Dengan pengguna sosial media yang begitu tinggi saat ini membuat pemasaran jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya.

Sebagai pelengkap, beberapa contoh pantun pemasaran produk dapat dilampirkan sebagai berikut.

Pantun 1 :

Di taman ada banyak kumbang
Di kali banyak buaya
Janganlah ragu ataupun bimbang
Toko online ini bisa dipercaya

Pantun 2 :

Liburan ke pulau Bali
Jangan lupa datang ke pantai Dewata
Ayo beli di toko online kami
Barangnya cuma setengah harga

Pantun 3 :

Kamu jadian sama si dia
Padahal aku sudah menyukaimu
Kita toko online terpercaya
Siap menjual barang paling bermutu

5. Email Marketing, sebuah strategi marketing dengan memanfaatkan media email untuk bisa menjangkau lebih banyak pelanggan. Penawaran barang dilakukan dengan inbox

6. Instant messaging marketing atau Teknik pemasaran dengan mengirimkan pesan singkat. Pengirim pesan instan atau pengolah pesan cepat (biasanya dikenal dengan istilah IM atau Instant Messenger) merupakan perangkat lunak yang memberi sarana prasarana pengiriman pesan singkat (instant messaging), suatu bentuk komunikasi secara langsung selang dua orang atau semakin menggunakan teks yang diketik. Banyak paltform digital menyediakan fitur ini, seperti, Whatsapp, Facebook Messenger, WeChat, dan platform messenger lainnya.

7. Influencer Marketing . Kehadiran influencer membawa pengaruh besar pada para fans dan pengikutnya. Orang-orang akan lebih tertarik menggunakan barang yang digunakan atau ditawarkan oleh seorang influencer.

8. Video marketing untuk melengkapi strategi pemasaran digital yang sedang dijalankan. Video menjadi salah satu media yang bisa kami gunakan untuk tujuan promosi dan pemasaran.

9. Penerbit Andi Offset mempunyai Chanel TV Youtube Nama Chanel Youtube TV. ANDI AKADEMI, Pemasaran melalui channel Youtube  juga dinilai sangat efektif karena orang-orang menghabiskan waktu yang lumayan lama di hp android . Saat ini bahkan kita bisa menonton acara secara online melalui layanan live streaming.

Dalam proses penjualan buku secara Online ini peserbit atau perusahaan harus terus pro-aktif melakukan promosi sehingga informasi produk secara masif dapat mencapai target pasar yang memiliki peluang secara potensial. Di sampig itu, hal ini bertujuan untuk memperluas konsumen dan menjaga kesetiaan konsumen lama.

Pemasaran juga diharapkan dapat menjaga stabilitas penjualan saat kondisi pasar lagi lesu dan mendongkrak penjualan dalam rangka meraih profit. Pemasaran juga meberikan kesempatan kepada konsumen untuk membandingkan keunggulan produk sebuah perusahaan dengan perusahaan pesaing. 

Melalui pemasaran diharapkan dapat terbentuknya citra produk dalam kesadaran konsumen bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi sebagai konsumen. Hal ini akan berdampak pada tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Salah satu strategi pemasaran yang direncanakan Penerbit Andi adalah  menyelenggarakan Lomba Membuat Film Pendek Bagi Pelajar Indonesia. Lomba tersebut akan menyediakan hadiah yang cukup menarik.

10. Pemasaran Buku melalui Komunitas

Setiap orang memiliki komunitas, perkumpulan, atau kelompok tertentu. Komunitas tersebut membuat relasi antar individu. Dalam pemasaran, komunitas dapat menjadai salah satu sasaran promosi atau penawaran. Penjualan melalui komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi. Komunitas itu bisa komunitas arisan, komunitas guru, pelajar, mahasiswa, dan lain-lain.

B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (offline).

Secara teori, makin luas sebuah perusahaan menjangkau wilayah pemasaran makin terbuka pula peluang pemasaran. Teori ini membuat sebuah perusahaan harus melakukan penetrasi pasar seluas-luasnya. Untuk keppentingan ini Penerbit Andi telah melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Sampai saat ini, Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari Aceh sampai Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran pads tiap kantor cabang tersebut. Inilah salah satu bentuk pemasaran buku serangan darat (offline)

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar tujuan, antara lain :

1. Toko Buku 

Pada umumnya, penerbit buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri, sebagian besar merupakan pemasok toko buku di Indonesia. Sebagai pemasok rutin di toko buku, perlu adanya pemetaan jenis toko buku. Pemetaan itu dikelompokkan dalam menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.  Hal ini dilakukan karena setiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. 

Sebagai contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store, mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya.

Berbeda dengan toko buku semi modern, biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko. Sedangkan toko tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual.

Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :

  • Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
  • Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner.
  • Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
  • Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM , dll )
Perusahaan atau penerbit dapat memilih lebih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat dilakukan. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang intensif dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

2.  Direct Selling (Kunjungan Langsung)

Pemasaran buku melalui direct selling ini dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang diterbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat direct selling ini dapat bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

  • Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
  • Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah.
  • Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut di atas, industri penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan melibatkan tenaga penjual (sales) .

Tenaga penjual/sales tersebut memiliki tanggungjawab target sesuai maping areanya masing-masing. Tugas sales antara lain:

  • Kunjungan langsung ke setiap sekolah
  • Kunjungan langsung ke setiap kampus 
  • Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustakaan Daerah dll.
Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

3.  Melakukan Event–Event 

Melakukan event merupakan salah satu metode yang efektif dalam pemasaran buku. Melalui kegiatan event, promosi barang akan lebih menarik dan mengikat emosi konsumen. Event yang dapat dilakukan adalah, seperti event pameran buku, dalam seminar, workshop, tryout, dan sebagainya.

Demikianlah penjelasan strategi pemasaran yang dilakukan penerbit. Pemasaran menjadi bagian penting dalam rangka mencapai target penjualan. Pemasaran yang dilakukan dengan cara yang variatif, terukur, terencana, dan tepat sangat berpengaruh terhadap hasil penjualan.

Lombok Timur, 22 Februari2023

Senin, 20 Februari 2023

Konsep Buku Nonfiksi (Pertemuan ke 14)

 


Judul                     : Konsep Buku Nonfiksi
Resume ke            : 14
Gelombang           : 28
Tanggal                 : 08 Februari 2023
Tema                     : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber          : Musiin M.Pd.
Moderator             : Yandri Novitasari, S.Pd.

Pertemuan ke 14 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI, Rabu, 08 Februari 2023 membahas sebuah materi penting. Materi tersebut adalah buku nonfiksi.

Pembahasan tentang buku nonfiksi berarti diskusi tentang tulisan yang disusun berbasis fakta, bersifat obyektif, memiliki sifat baku. Tulisan nonfiksi memberikan informasi tentang isu-isu aktual dan dapat dibuktikan secara empirik.

Tulisan nonfiksi adalah tulisan yang bersifat objektif, disusun berbasis data dan berdasarkan fakta. Tulisan atau buku nonfiksi menyajikan pesan informatif, 

Tulisan nonfiksi adalah jenis tulisan yang berfokus pada realitas dan fakta, tidak fiktif atau imajinatif. Jenis tulisan ini umumnya bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca, serta dapat digunakan untuk membahas berbagai topik, termasuk sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan lain sebagainya. penulisnya mempunyai tanggung jawab atas kebenaran dari peristiwa, orang, tempat, dan situasi yang disampaikannya.

Gaya penulisan buku nonfiksi dapat bervariasi tergantung pada topik dan tujuan penulisannya. Namun, beberapa ciri umum dari gaya penulisan buku nonfiksi antara lain.

Pertama, Objektivitas: Buku nonfiksi harus didasarkan pada fakta dan bukti yang benar-benar ada. Sebagai penulis, Anda harus memastikan bahwa buku Anda tidak terpengaruh oleh bias atau pandangan pribadi.

Ke dua, Jelas dan mudah dipahami: Buku nonfiksi sebaiknya ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan diikuti oleh pembaca. Hindari penggunaan istilah teknis atau jargon yang tidak familiar dengan pembaca umum.

Ke tiga, Struktur yang jelas: Buku nonfiksi sebaiknya memiliki struktur yang jelas dan teratur. Bagian-bagian buku seperti pengantar, isi, dan kesimpulan sebaiknya tersusun dengan baik dan mudah diikuti.

Ke empat, Deskriptif. Buku nonfiksi yang deskriptif biasanya menekankan kepada eksplorasi topik tertentu dan memberikan penjelasan atau deskripsi yang rinci. Oleh karena itu, penting bagi penulis menggunakan deskripsi yang jelas dan gambaran yang hidup untuk membantu pembaca memahami topik.

Ke lima, Relevan: Buku nonfiksi yang relevan berarti buku yang memuat topik yang sedang hangat atau memiliki minat luas, sehingga dapat menarik minat pembaca dan memperluas pengetahuan mereka.

Ke enam, Mempertimbangkan tujuan dan target pembaca. Hal ini menyangkut gaya penulisan buku nonfiksi harus mempertimbangkan tujuan penulisan dan target pembaca. Jika buku ditulis untuk akademisi, penulis sebaiknya memperhatikan konvensi dan standar akademik. Namun jika buku ditujukan untuk pembaca umum, bahasa dan format yang lebih sederhana mungkin lebih sesuai.

Buku atau tulisan biografi adalah karya tulis yang menceritakan riwayat hidup seorang tokoh yang dianggap penting oleh masyarakat tertentu. Biografi kerap digolongkan ke dalam salah satu jenis karya sastra. Maka biografi sebenarnya merupakan gabungan unsur fiksi dan nosfiksi. Disebut fiksi karena ada keterlibatan imaginasi penulis di dalamnya. Proses penceritaan seringkali melibatkan unsur-unsur rekaan tetapi tidak membuat keaslian ceritanya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Esai adalah sebuah tulisan atau buku yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Tulisan ini tergolong non-fiksi dengan mengambil topik tertentu, seperti, isu kesehatan, lingkungan, budaya, atau hal lainya. Esai cenderung bersifat subyektif karena penulis melakukan pembahasan menurut sudut pandangnya sendiri. Penulis berperan sebagai pengamat suatu fenomena. Tulisan esai dibuat dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain terhadap pendapat atau penilaian yang dimiliki oleh penulis terhadap suatu kondisi, fenomena, masalah, atau objek tertentu.

Akupintar

Contoh tulisan nonfiksi, yaitu, biografi, esai, makalah, artikel, karya tulis ilmiah, dan buku nonfiksi.

Biografi adalah yang berisikan riwayat hidup seorang tokoh yang dianggap penting oleh masyarakat tertentu.

Esai adalah tulisan yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Tulisan ini diartikan juga sebagai karangan prosais yang menyajikan gagasan subjektif-personal tentang suatu masalah berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya.

Makalah adalah karya tulis bersifat faktual yang disusun secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media daring maupun cetak. Makalah bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Artikel adalah sebuah karya tulis lepas, berisikan opini atau pendapat penulis tentang isu permasalahan, bertujuan untuk memberi informasi, mempengaruhi, meyakinkan atau untuk menghibur pembaca. 

Karya tulis ilmiah dapat diartikan sebagai karya tulis yang berisi paparan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang sengaja dibuat untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya berisi mengenai fakta, data serta solusi mengenai isu yang diangkat.

Pola penulisan buku nonfiksi.

Dalam penulisan buku nonfiksi, terdapat beberapa pola penulisan yang dapat digunakan, antara lain. Pola tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pola Prosedural: Pola ini digunakan untuk menjelaskan langkah-langkah atau prosedur suatu aktivitas atau tindakan tertentu. Buku yang menggunakan pola ini biasanya berisi instruksi atau panduan untuk melakukan suatu aktivitas atau membuat suatu produk. Contoh buku dengan pola prosedural adalah buku panduan memasak, buku panduan membangun rumah, atau buku panduan memperbaiki sepeda motor.

2. Pola Hirarki: Pola hirarki digunakan untuk menyusun informasi dalam bentuk hierarki atau struktur bertingkat. Pola ini sering digunakan dalam buku-buku yang membahas topik yang kompleks, seperti buku sejarah, buku tentang sistem politik atau ekonomi, dan buku tentang ilmu pengetahuan atau buku pelajaran. Buku yang menggunakan pola hirarki biasanya dimulai dengan pengenalan topik secara umum, kemudian dibagi menjadi beberapa sub topik, dan setiap sub topik dibahas lebih lanjut lagi.

3. Pola Klaster: Pola klaster digunakan untuk mengorganisir informasi dalam kelompok atau kategori. Pola ini sering digunakan dalam buku-buku yang membahas topik yang lebih luas atau yang tidak dapat disusun dalam bentuk hierarki yang jelas. Contoh buku dengan pola klaster adalah buku tentang makanan, buku tentang hewan, atau buku tentang seni. Buku yang menggunakan pola klaster biasanya diorganisir dalam beberapa kategori atau bab, dan setiap bab tersebut dibahas lebih lanjut dalam sub-bab.

Pola penulisan buku nonfiksi yang digunakan dapat berbeda-beda tergantung pada jenis dan topik buku yang dibahas. Pemilihan pola penulisan yang tepat dapat membantu membuat isi buku lebih mudah dipahami dan menarik bagi pembaca.

Tahapan Penulisan Buku Non Fiksi

Penulisan buku nonfiksi melibatkan beberapa tahapan utama, yang meliputi:

Langkah awal dalam penulisan adalah penentuan topik. Pemilihan topik harus tepat dan sesuai dengan minat penulis serta memiliki permintaan pasar yang cukup.

Agar topik lebih akurat penulis dapat melakukan riset untuk mengetahui apakah topik tersebut memiliki potensi untuk menjual. Riset itu dapat dilakukan dengan membaca buku, artikel, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik tersebut. Lakukan wawancara dengan ahli, narasumber, atau orang yang berpengalaman di bidang yang Anda tulis.

Langkah selanjutnya adalah membuat outline atau kerangka buku. Kerangka buku yang baik akan sangat membantu penulis menyusun isi buku dengan lebih terstruktur. Kerangka buku merupakan panduan dalam menulis naskah dan akan memudahkan penulis dalam menyusun bab-bab atau bagian-bagian yang perlu ditulis.

Jika kerangka telah selesai, kegiatan selanjutnya mengembangkan kerangka tersebut menjadi buku ajar yang lengkap. Keberadaan outilne sangat membantu penulis menyusun buku secara terstruktur, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca.

Lakukan revisi dan editing setelah selesai menulis. Hindari revisi sebelum selesai menulis buku. Hal ini akan membuat penulis mengulang-ulang tulisan sehingga target tulisan tidak selesai. Lakukan revisi setelah draft tulisan selesai. Dalam melakukan revisi dan editing, hal-hal yang diperbaiki menyangkut kesalahan tata bahasa, ejaan, atau kesalahan lainnya. Perbaiki juga kalimat atau paragraf yang kurang jelas atau sulit dipahami.

Proofreading merupakan kegiatan membaca ulang naskah yang telah mengalami editing. Hal ini telah dibahas pada bab atau pertemuan sebelumnya. Proofreading untuk memastikan tidak ada kesalahan ketikan, dan pastikan format buku telah sesuai dengan standar yang ditentukan.

Membuat desain cover dan layou adalah salah satu tahapan penting. Buat desain cover buku yang menarik dan sesuai dengan isi buku. Pada tahap ini penulis dapat mengatur layout buku agar mudah dibaca dan menarik minat pembaca.

Setelah semua rangkaian tahapan di atas selesai penulis dapat melakukan penerbitan.

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, yakni

1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Tahapan Pratulis terdiri dari;

1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Terdapat banyak tema dari buku nonfiksi, seperti, parenting, pendidikan, motivasi, dan sebagainya 

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survey
10. Wawancara

Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita.

Saya acungi jempol, di kelas ini, semua peserta saling mengunjungi tulisan peserta lain dengan meninggalkan komentar.

Kendala menulis telah banyak disinggung dalam pertemuan sebelumnya. Kendala psikologis yang kerap menghambat dalam menulis karena beberapa hal, yaitu, takut tidak ada yang membaca, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan adanya perasaan karya orang lain lebih bagus.

Lombok Timur, 08 Februari 2023

Menulis Buku Ajar (Pertemuan ke-19)




Buku ajar merupakan salah satu bentuk karya tulis. Buku ajar dalam pengertian tertentu berbeda dengan bahan ajar. 

Bahan Ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Bahan ajar terdiri dari bahan ajar cetak, berupa buku teks, buku referensi, dan monograf, Bahan ajar lainnya yaitu, bahan ajar mandiri, misalnya, modul = (BAJJ), panduan/petunjuk/pedoman, atlas (peta), diagram atau poster. Brosur, leaflet, atau manual termasuk dalam kategori buku ajar.

Bahan Ajar non-Cetak adalah bahan ajar elektronik yang dapat bersumber dari internet,  seperti, Web Based Courses, e-learning, CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer, Slide, Video, TV, Audio (Radio).

Berbeda dengan bahan ajar, buku Ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Jadi, buku ajar merupakan bagian dari bahan ajar atau sumber belajar.

Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)

Dalam terminologi yang lebih lengkap, buku ajar dapat diartikan sebagai sebuah buku yang berisi materi-materi pembelajaran untuk sebuah mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang biasanya digunakan oleh siswa atau mahasiswa sebagai sumber belajar dan referensi. Buku ajar biasanya disusun oleh para ahli di bidangnya dan mengikuti kurikulum yang berlaku untuk tingkat pendidikan tertentu. Isi dari buku ajar bisa berupa konsep-konsep, teori, prinsip, metode, atau teknik yang relevan dengan mata pelajaran atau bidang studi tersebut, dan disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami dan dengan berbagai macam contoh kasus atau latihan. (Untuk lebih jelasnya silakan kunjungi penjelasan tentang buku ajar di Kompasiana)

Pentingnya Buku Ajar dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran sentral. Namun guru tentu tidak dapat selalu bersama siswa sepanjang hari. Untuk itu buku ajar menjadi sumber atau bahan ajar yang tidak dapat diabaikan. Ada beberapa alasan mengapa buku ajar itu penting sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa
2. Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru
3. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja
4. Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi
5. Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang terencana dan dapat dianggap sebagai sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, pembelajaran mengacu pada trilogi pembelajaran yaitu, 1) ada Tujuan, 2) Srtategi 3). Penilaian. Pada saat yang sama syarat terjadinya proses pembelajaran adalah adanya mahasiswa/siswa, materi, guru (dosen).

Pada perguruan tinggi beban belajar mahasiswa untuk 2 sks (SN-DIKTI, 2015) yang setara dengan 340 menit. Untuk itu seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya melalui pembuatan buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yangg diampu

Keuntungan Buku Ajar bagi Guru dan Dosen

Buku ajar tidak saja memberikan manfaat  yang signifikan dalam proses pembelajaran tetapi juga memberikan keuntungan individual bagi guru atau dosen sebagai penyusunnya. Bagi Dosen dapat menjadi salah satu alat promosi dan kenaikan pangkat. Selain itu, buku yang disusun juga dapat menghasilkan insentif dari institusi terkait. Secara finansial, buku ajar yang diterbitkan dapat memberikan keuntungan berupa royalti. Hal terakhir ini tentu dapat meningkatkan kesejahteraan guru atau dosen yang bersangkutan.

Di samping itu dengan membuat buku ajar, guru dan dosen dapat menunjukkan eksistensi diri, sebagai media ekspresi, branding Personal dan Institusi, penguatan keilmuan, dan lain-lain. Melalui buku ajar guru dapat membuktikan diri sebagai agen aktivitas pembelajaran.

Capaian Pembelajaran

Guru tidak saja diposisikan sebagai pendidik tetapi kerapkali juga ditempatkan sebagai peneliti. Sebagai peneliti guru tentu harus banya belajar dan ini juga yang memposisikan guru sebagai profesi yang memegang teguh belajar sepanjang hayat, guru sebagai pembelajar.

Sebagai pembelajar guru dituntut dapat mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Guru atau dosen harus membekali dengan perkembangan informasi yang ada. Lebih dari itu guru dapat belajar dari pengalaman dan kurikulum sebagai dasar dari pengalaman mengajarnya sebagai pegangan. Semua itu dapat dituangkan dalam buku ajar.

Sebagai langkah awal penyusunan buku ajar, guru dapat mulai dari penyusunan RPS/Silabus dan desain pembelajaran. Semua mata pelajaran yang didesain itu sama dengan outline buku ajar yang akan disusun. Ini akan menghasilkan  buku ajar, buku modul dan diktat

Sebagai peneliti guru akan menghasilkan buku referensi, monograf, atau artikel ilmiah. Hasil penelitian ini daoat menjadi buku.

Terdapat beberapa jenis buku ajar, yaitu, buku mosul, diktat, petunjuk praktekum, dan naskah tutorial. Buku hasil penelitian atau pemikiran dapat berupa buku referensi dan monograf.

Buku Ajar versus Buku Teks

Buku Ajar pada umumnya dibedakan dengan buku teks. Buku ajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut

  1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mhs.
  2. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 
  3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
  4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.
  5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
  6. Selalu memberikan rangkuman. 
  7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
  8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
  9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.
  10. Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.
Sedangkan ciri-ciri buku teks terdiri dari: 
  1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.
  2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran. 
  3. Disusun secara linier. 
  4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).
  5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
  6. Belum tentu ada rangkuman.
  7. Materi buku teks sangat   
  8. Dikemas untuk dijual secara umum.
  9. Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai. 

Cara Penyusunan Buku Ajar

Beberapa tahapan penyusunan buku ajar perlu diperhatikan. Hal ini penting untuk memudahkan guru atau dosen dalam melakukan penulisan. Langkah=langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Penataan Informasi (compilation text); upaya pengumpulan atau kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun
  2. Pengemasan kembali (information repackaging); Buku ajar harus dilakukan pengemasan ulang dari berbagai sumber yang telah ada. Pengemasan ini terkait dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai RPS
  3. Menulis sendiri (starting from scratch); buku ajar itu harus ditulis sendiri berdasarkan keahlian atau kepakaran sesai dengan RPS mata kuliah atau mata pelajaran yang diampu.
  4. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan kajian/BAB. 
  5. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap bahan kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).
  6. Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.
Dalam proses kompilasi penyusunan buku ajar, penulis (guru/dosen) dapat melakukan hal-hal sebagai berikut
  • Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS. 
  • Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 
  • Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 
  • Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.

Prosedur Pengemasan Kembali Informasi

Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS dan RTM) Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan hal-hal sebagai berikut.

  • Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai. 
  • Petunjuk belajar bagi mahasiswa. 
  • Latihan. 
  • Ringkasan. 
  • Umpan balik. 
  • Evaluasi formatif.

Alasan Guru Menulis Buku Ajar  (Menulis Sendiri)

Buku ajar sebagai sumber belajar seyogyanya dapat disiapkan oleh guru. Ada beberapa alasan mendasar. Pertama, Guru atau dosen sebagai sebuah profesi menegaskan bahwa profesi ini hanya dipercayakan kepada seorang pakar dalam bidangnya. Guru, dengan demikian, memiliki penguasaan ilmu di bidangnya.

Ke dua, Guru mempunyai kemampuan menulis. Kemampuan menulis itu semestinya dapat diekspresikan melalui penyusunan buku ajar.

Ketiga, guru memahami kebutuhan siswa dalam bidang ilmu yang dibinanya. Hal ini sangat memungkinkan guru untuk membuat buku ajar sendiri. Buku ajar yang disusun dapat disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan lingkungan belajar siswa.

Ke empat, guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran. Kemampuan ini sebenarnya tidak perlu diragukan lagi karena menjadi bagian dari materi pembelajaran atau perkuliahan saat menjadi mahasiswa. Di samping itu, desain pembelajaran itu juga bagian dari buku ajar yang akan disusun.

Semua alasan di atas merupakan faktor yang menjadi pertimbangan seorang guru atau dosen dihadapkan pada semacam tuntutan untuk menulis buku ajar. Semua itu pada dasarnya bagian dari kompetensi guru yang tidak saja diperoleh melalui pendidikan yang telah ditempuh tetapi juga pengalamannya dalam menjalankan tugas dan profesinya.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

1. Prinsip Relevansi

Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.

 2. Prinsip Konsistensi/Keajegan

Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam

3. Prinsip Kecukupan

Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Sistematika Buku Ajar

Sejauh ini tidak ada standar sistematika penulisan yang baku dalam penyusunan buku ajar. Sistematika biasanya tergantung dari penerbit, di samping guru sebagai penulis. Guru sebagai penulis tentu memiliki kewenangan untuk menggunakan sistematika penyusunan sesuai kebutuhan. 

Sebagai pedoman berikut ini disajikan sistematika penulisan buku ajar secara umum terdiri dari, 

  1. Prakata  
  2. Pendahuluan, 
  3. Penyajian, 
  4. Penutup, Daftar Pustaka, 
  5. Senarai (glossary)

Pendahuluan, terdiri dari: 

  • Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab tersebut.  
  • Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi mahasiswa.

Penyajian terdiri dari :

  • Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) dan diikuti dengan contoh-contoh. 
  • Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi. 
  • Tugas dan Latihan yang dilakukan mhs setelah membaca uraian materi. 
  • Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas.

Penutup, terdiri dari:   

  • Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan  Akhir. 
  • Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes). 
  • Tindak lanjut.

Lombok Timur, 21 Februari 2022

Jumat, 17 Februari 2023

Diksi dan Seni Bahasa (Pertemuan ke 18)


Judul                        : Diksi dan Seni Bahasa
Resum ke-               : 18
Gelombang             : 28
Hari, Tanggal         Juma, 17 Februari 2023
Tema                        : Mainkan diksimu dalam karyamu
Narasumber            : Mayderly.
Moderator               : Widya Arema.

Salah satu istilah dalam bahasa adalah diksi. Kata ini merupakan kata yang diadopsi dan diadaptasi bahasa Latin, akar katanya dari , dictionem. Kata ini lalu diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction.

Kata ini berarti pilihan kata. Artinya, berfungsi untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Penggunaan pilihan kata yang tepat akan membuat sebuah tulisan memiliki ruh dan karakter kuat,. Tulisan dengan diksi tertentu akan mampu menggetarkan atau mempermainkan emosi dan kesadaran pembacanya.

Secara historis, Aristoteles--filsuf dan ilmuwan Yunani--disebut-sebut sebagai tokoh awal yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam sebuah karya monumentalnya berjudul Poetics. Seseorang akan menghasilkan tulisan yang indah, khususnya puisi, jika memiliki kekayaan berupa perbendaharaan kata yang melimpah, diksi puitis. 

Gagasan Aristoteles mengalami perkembangan fungsi dari waktu ke waktu. Diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi. Penggunaan diksi pun meluas di kalangan sastrawan prosa. Unsur diksi selanjutnya menjadi unsur yang diperhitungkan dalam karya prosa dengan berbagai genre-nya. Saat ini penggunan diksi bahkan telah menjadi bagian penting dalam karya tulis dengan berbagai bentuknya.

Salah seorang sastrawan  Inggris terkemuka, William Shakespeare, dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam meggunakan diksi melalui naskah drama. Sosok yang diyakini sebagai penulis terbesar dalam sejarah itu menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dalam perpaduan tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Dalam kajian bahasa diksi itu menjadi bahan kajian penting. Pilihan kata yang tepat dalam sebuah tulisan akan memberikan pengaruh emosional tertentu kepada pembacanya. Diksi yang baik akan mampu membangkitkan pesona pembaca terhadap sebuah karya.

untuk menentukan diksi yang tepat dalam sebuah tulisan, penulis dapat melibatkan 5 macam panca indera.

Pertama, Sense of Touch. pelibatan indra peraba dapat menjadi pilihan dalam menulis. Penggunaan indera peraba dapat digunakan dengan memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Media indra peraba juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

Contoh kalimat yang melibatkan indera peraba, "Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi."

Ke dua Sense of Smell, Keterlibatan indera penciuman. Hal ini akan menghasilkan tulisan lebih beraroma. Tehnik ini dipercaya lebih ajaib dan  lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

 Contoh:

"Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan."

Sense of Taste, Penggunaan indra perasa. Keterlibatan indera perasa akan memungkinkan seseorang merasakan setiap energi yang ada di sekitarnya. Penggunaan indra perasa sangat mumpuni untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh keteribatan indra perasa:

"Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu."

Ke empat, Sense of Sight, adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan. Dalam menulis ada prinsip “show, don’t tell". Tunjukkan, jangan bercerita. Tunjukkan kepada pembaca bahwa mereka sedang melihat sesuatu dalam realitas sebenarnya. Penulis harus mampu menunjukkan kepada pembaca bahwa tulisannya merupakan sebuah pengalaman visual yang nyata. Hal ini memerlukan detail. Buatlah narasi tentang warna, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisi lain yang dapat dicerna secara visual.

Contoh

"Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan"

Ke Lima, Sense of hearing. Telinga merupakan salah satu indera penting dalam proses komunikasi. Ada banyak suara di sekitar kita. Semua itu merupakan energi yang dapat dilibatkan dalam proses menulis. Tangkaplah suara-suara itu. Bawalah ke dalam tulisan. Pelibatan indera pendengar membuat banyak penulis mencari keheningan untuk mendengarkan kembali suara-suara yang pernah didengarnya. Suara-suara itu dimunculkan kembali dalam kesadarannya. Hal ini membuat penulis dapat memperkuat daya kreatifnya dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh

"Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu"

Sebagian besar orang menulis hanya melibatkan otak sebagai muara untuk berpikir. Menulis dilalui tanpa mendengar, tanpa merasa, tanpa meraba, dan tanpa melihat secara mendalam. 

Setiap hari kita melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana. Objek sederhana itu dapat diubah menjadi sesuatu yang mengagumkan dengan cara yang anggun dan mengesankan.

Contoh:

"Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim".

Lombok Timur, 17 Februari 2023

Menulis Puisi (Pertemuan ke-17)



Judul                        : TMenulis Puisi
Resum ke-               : 17
Gelombang             : 28
Hari, Tanggal         Rabu, 15 Februari 2023
Tema                        : Belajar dasar-dasar puisi
Narasumber            : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd.
Moderator               : Sin Chung Wei, SP.

Pengertian Puisi

Dilansir dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), puisi dapat dimaknai sebagai, 1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, 2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; dan 3. Sajak.

HB Jasin menempatkan puisi sebagai sebuah karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Struktur Puisi

Berdasarkan pengertian di atas, puisi kerapkali dibedakan dengan prosa. Puisi memiliki ciri oleh rima, irama, matra, larik, dan bait. 

Rima, bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya. Irama, adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapi dalam sebuah puisi. Matra, adalah ukuran banyaknya tekanan irama. Larik, adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

Bait, adalah bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas. Pengertian lain, bait ialah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris atau larik.

Jenis-Jenis Puisi

Dikotomi puisi secara garis besar terdiri dari puisi baru dan puisi lama. 

Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Puisi Lama; puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan/rima, banyak suku kata di setiap baris.

b. Puisi Baru, puisi yang tidak terikat oleh aturan yang bentuknya lebih bebas dari puisi lama dari segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Puisi Lama

Puisi lama secara umum betsifat anonim atau tudak diketahui pengarangnya. Umumnya berkembang secara lisan dari mulut ke mulut atau dari satu orang kepada orang lain. Penyebarannya melalui semacam pesan berantai. Ciri lain puisi lama adalah sangat terikat dengan aturan, Misalnya, jumlah larik pada masing-masing bait, 

Puisi lama terdiri dari, mantra, pantun, seloka, dan talibun. Mantra merupakan ucapan-ucapan tertentu yang dianggap memiliki keuatan gaib atau tenaga mistis. Mantra dipercaya dapat mengubah sebuah keadaan menjjadi keadaan lain yang diharapkan.

Contoh mantra:

Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
ku sapa tidak berbunyi

Pantun, sebagai puisi lama memiliki ciri bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi. Antara sampiran dan isi tidak memiliki hubungan logis. Sampiran hanya berfungsi sebagai pengimbang atau pelengkap untuk memperindah pengucapan. Namun demikian, kedudukan sampiran tidak dapat diabaikan. Tidak ada pantun tanpa sampiran

Contoh pantun nasehat:

Sungguh elok emas permata,
Lagi elok intan baiduri,
Sungguh elok budi bahasa,
Jika dihias akhlak terpuji.

Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan. Dikutip dari wikipedia, seloka dimaknai sebagai pantun yang mempunyai beberapa bait yang saling sambung-menyambung. 

Contoh seloka

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang.

Talibun, sebagai salah satu jenis pantun diartikan sebagai pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.

Contoh :

Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga

Puisi Baru

Puisi baru memiliki ciri-ciri dengan bentuk yang rapi dan simetris/sama, persajakan akhir yang teratur, menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain, dan sebagian besar terdiri dari empat seuntai.

Puisi baru terdiri dari balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, dan satire. Balada merupakan puisi yang berisi kisah atau cerita. Himne berisi pujaan untuk memuliakan Tuhan, menghormati. seseorang, atau menghormati tanah air.

Ode, sebagai puisi baru, berisi tentang sanjungan  untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung dan mengagungkan pribadi tertentu. Ode berasal dari kata Yunani yang berarti bernyanyi. Biasanya puisi ini dinyanyikan dalam paduan suara sambil menari dalam drama-drama Yunani Kuno.

Epigram merupakan puisi yang mengandung pedoman, tuntunan atau ajaran hidup, nasihat, teladan, atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang baik. Menurut KBBI, epigram merupakan syair atau ungkapan pendek yang mengandung gagasan atau peristiwa yang diakhiri dengan pernyataan menarik

Romansa adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih. Romansa dapat pula diartikan sebagai cerita puisi yang menggunakan bahasa romantik tentang kisah asmara.

Elegi kerap dikaitkan dengan kesedihan, penderitaan,  adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. dikutip dari KOMPAS, elegi adalah puisi tentang ratapan kematian atau kehilangan seseorang entah untuk mengenang jasa-jasanya ataupun janji-janji penyair bersama orang yang telah pergi tersebut

Jenis puisi yang terakhir adalah satire.Satire, yaitu puisi yang berisikan sindiran/kritik. Puisi dalam bentuk satire bertujuan untuk mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dilakukan dengan cara menyindir atau menyatakan hal sebaliknya. (dikutip dari ruangguru)

Bagaimanakah Menulis Puisi?

Menulis puisi berbeda dengan menulis pada umumnya. Menulis puisi melibatkan perasaan dan imaginasi. Imaginasi merupakan daya kreatif yang memungkinkan seseorang menghasilkan puisi yang berkualitas.

Saat menulis puisi, penulis harus melibatkan perasaan dan imajinasi. Sebab, puisi yang indah adalah puisi yang paling imajinatif yang sesuai dengan perasaan yang dimilikinya. Namun, yang sulit adalah bagaimana cara mengungkapkan perasaan ke dalam kata-kata tersebut. Oleh sebab itu membutuhkan langkah-langkah membuat puisi yang baik dan memiliki hasil sesuai keinginan. Berikut langkah-langkah menulis puisi yang baik.

Langkah-Langkah Menulis Puisi

Pertama, menentukan tema dan judul puisi

Sebelum memulai menulis puisi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema. menentukan tema sesuai dengan puisi yang ingin dibuat. Misalnya, tentang bencana alam, romantisme, religius, kemanusiaan, cinta tanah air, dan lain-lain.

Judul puisi harus menyatakan keseluruhan isi puisi yang dibuat. Pastikan judul terdiri dari beberapa kata yang jelas dan padat. Dengan begitu, seseorang yang melihat judul puisi milik Anda akan langsung tertarik untuk membaca puisi tersebut.

Ke dua, merangkai puisi dengan diksi dan rima yang tepat

Pada langkah ini dimulai dengan merangkai kalimat menggunakan pilihan kata yang indah. Analisis beberapa diksi yang akan digunakan. Setelah itu mulailah untuk merangkai kata di dalam puisi. Pada saat yang sama, penulis harus menentukan rima yang tepat. Hal ini penting karena menjadi ciri khas yang dimiliki oleh puisi. Rima memiliki arti suatu pengulangan bunyi dalam suku kata yang terdapat dalam puisi.

Beberapa jenis rima yang sering digunakan saat menulis puisi, yaitu:

Rima sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, seperti ma-lang, ma-ti, pa-lang, ha-ti, dan lainnya.

Rima tak sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, namun terdapat di beberapa bagian saja. Misalnya, pulang dan tukang berakhiran sama.

Rima berpeluk, yaitu pengulangan kata baris pertama berima sama dengan baris keempat, sedangkan baris kedua berima sama dengan baris ketiga. Rumusnya adalah a-b-b-a.

Rima bersilang berhubungan rima yang berakhiran kata selang seling, yaitu a-b-a-b.

Rima rangkai adalah rima yang terdapat pada kata-kata berakhiran sama secara beruntun. Misalnya, a-a-a-a-b-b-b-b.

Rima kembar berarti pengulangan kata yang sama setiap dua kalimat sekali, seperti a-a-b-b-c-c-d-d, dan seterusnya.

Rima patah, yaitu suatu rima yang tidak beraturan, sehingga rima ini seringkali disebut sebagai bentuk rima bebas.

Ke tiga. Menggunakan majas sesuai tema puisi yang dibuat

Jika sudah menemukan diksi dan rima yang tepat, langkah selanjutnya memasukkan unsur majas dalam puisi tersebut. Penasaran terkait majas, berikut ini jenis-jenis majas.

Jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam sebuah puisi, adalah sebagai berikut.

Majas personifikasi, yaitu suatu majas yang membandingkan antara benda mati dengan manusia. Misalnya, Angin seakan membisikkan suatu ingatan padaku.

Majas metafora, yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda, tetapi masih memiliki makna sama. Misalnya, raja siang hadir untuk membawa kehangatan.

Majas asosiasi. yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda dengan makna berbeda pula. Misalnya, Kamu terlihat seperti tupai yang menggulung buah kelapa.

Majas hiperbola, yaitu suatu majas yang dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan. Misalnya, wajahnya bak bidadari yang ada di surga.

Majas sarkasme, yaitu majas yang ditulis dengan ungkapan kasar secara langsung. Misalnya, Suaranya jelek membuat gendang telingaku sakit.

Ke empat, menentukan bait yang akan digunakan

Dengan memperhatikan bait, karya puisi akan lebih menarik dan terlihat indah. Rangkaian pilihan kats serta perumpamaan yang disusun akan memberikan nafas terhadap puisi tersebut. Sehingga, setiap kali ada orang yang membacanya, maka mereka akan merasakan emosi atau perasaan yang disampaikan oleh penyairnya.

Ke lima, menggunakan imajinasi untuk mengembangkan puisi

Imajinasi dalam menulis puisi sangat diperlukan agar puisi semakin berkembang dan menarik untuk dibaca.

Tulislah puisi dengan gambaran imajinasi yang luas. Setiap kata demi kata yang Anda buat, harus menggambarkan apa yang akan disampaikan kepada para pembaca.

Lombok Timur, 17 Februari 2023

Senin, 13 Februari 2023

Menulis Buku Cerita Digital (Pertemuan ke-16)

 

Judul                : Menulis Buku Cerita Digital
Resume Ke      : 16
Gelombang      : 28
Tanggal            : 13 Februari 2023
Tema                : Menulis Buku  Digital
Narasumber     : Nur Dwi Yanti, S.Pd
Moderator        : Dail Ma'ruf, M.Pd

Aktivitas menulis, dalam era teknologi digital saat ini, telah memberikan kemudahan kepada setiap orang yang memiliki interes terhadap dunia tulis-menulis. Menulis tidak lagi harus berbasis kertas tetapi sudah mengalami transformasi menjadi berbasis digital.

Bagaimana menulis dengan media berbasis digital? pertanyaan ini akan dijawab pada resume pertemuan ke-16 pelatihan belajar menulis KBMN gelombang  28.

Pengertian Buku Digital

Buku digital adalah buku atau bacaan yang disusun dengan menggunakan softcopy atau elektronik. Buku digital hanya dapat dibaca dengan menggunakan perangkat digital, seperti, smartphone, tablet, komputer (PC), atau laptop. Ferfomansi buku digital tidak berbeda dengan buku berbasis kertas pada umumnya. Buku digital juga memiliki halaman sampul, kata pengantar, bagian bab-bab, nomor halaman, daftar pustaka.

Keberadaan buku digital atau buku elektronik memberikan kemudahan kepada pembaca karena dapat dibuka kapan saja dan di mana saja. Dengan mengandalkan gawai yang dimiliki, pembaca dapat membaca buku yang diperlukan. Di samping itu buku digital juga memberikan kenyamanan kepada pembaca karena tidak harus membawa buku ke mana mana. Artinya buku elektronik atau e-book memilki keunggulan lebih praktis dan lebih efesien dibandingkan buku dalam bentuk kertas.

Formula buku elektronik telah berkembang sangat pesat. Format yang berkembang dan banyak digunakan saat ini sangat variatif, seperti format HTML, PDF, TXT, XML, Mobi, dan lain sebagainya. Akan tetapi, format e book yang paling banyak digunakan dalam bentuk PDF. Pengecualian pada penerbit yang memilih format lain agar sesuai dengan buku konvensional yang dapat dibaca dari lembar depan ke lembar belakang atau dibuka secara horizontal, buka secara vertikal dari atas ke bawah seperti format PDF.

Fungsi dan Manfaat Buku Digital

Secara mendasar fungsi dan manfaat e-book sama saja dengan buku konvensional, sebagai jendela dunia. Buku elektronik merupakan media informasi, sumber pembelajaran, dan media untuk menuangkan ide bagi penulis

Meskipun buku-buku itu memiliki banyak nama, semuanya memiliki misi yang hebat. Selain sebagai alat informasi,  buku digital menawarkan banyak pesan dan informasi kepada pembacanya. Sebagai pembawa informasi, sudah pasti  buku ini  secara tidak langsung juga menjadi sarana pengajaran. 

Buku sebagai media  pembelajaran bertanggung jawab membuka wawasan dan menambah pengetahuan baru bagi pembacanya. Terutama buku pelajaran. Buku ini juga menjadi referensi utama untuk pengajaran di kelas, khususnya untuk buku-buku  digital bergenre buku ajar. 

Karena  banyak  buku dan judul. Buku digital bukan hanya sekedar buku pelajaran atau buku pelajaran. Namun banyak juga e-book yang fokus pada percakapan bisnis. Buku-buku yang memuat topik bisnis semacam itu dapat digunakan sebagai media bisnis dan meningkatkan kualitas pelaksanaan proyek bisnis apa pun.

Pertama, sebagai media Informasi

Sebagai media informasi, buku elektronik menyajikan informasi hampir tanpa batas. Informasi itu dapat berupa ilmu pengetahuan, peristiwa di berbagai belahan bumi, tentang kehidupan sosial budaya, sejarah, dan sebagainya. Sebagai media informasi yang memberikan kemudahan, buku elektronik atau digital dapat disebarkan melali e-mail, website, blog seorang penulis, aplikasi pesan instan, fitur pesan di media sosial, dan aplikasi lain tanpa melibatkan jasa ekspedisi.P

erkembangan teknologi digital membuat desain buku digital didesain dalam bentuk yang lebih menarik, lebih unik, dan atraktif. Hal ini membuat pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami pembaca. Adanya aplikasi, tool, dan feature memungkinkan buku digital menyertakan informasi dalam bentuk gambar, desain grafis, maupun video dan bentuk lainnya.


Ke dua, sebagai media Pembelajaran

Sama dengan buku konvensional, buku digital juga berfungsi sebagai media pembelajaran. Saat ini sudah sudah banyak buku pelajaran yang telah dibuat dalam versi digital. Tidak saja buku pelajaran, buku penunjang juga versi digital juga bertebaran di berbagai situs yang daoat diakses secara gratis.

Sekolah bahkan dapat membuat buku digital sendiri sebagai sumber dan media pembelajaran. Dengan berbekal keterampilan menggunakan teknologi digital, guru dapat membuat buku atau modul ajar sendiri sesuai dengan selera dan kebutuhan siswa. Hal ini menjadikan buku digital lebih menarik dan lebih relevan dengan kondisi sekolah sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik karena materinya lebih faktual dan kontekstual.

Ke tiga, sebagai media mengungkapkan ide baru

E book merupakan media paling efektif untuk menuangkan ide melalui tulisan. Setiap orang memiliki potensi untuk melahirkan ide baru melalui tulisan. Keberadaan aplikasi e book memungkinkan seorang penulis dapat mengungkapkan ide dan gagasannya dengan mudah. Penulis dapat mempublikasikan tulisannya dengan cepat tanpa melibatkan penerbit, yang berarti tanpa mengeluarkan biaya cetak.

Keberadaan buku elektronik menjadikannya sebagai media untuk mengungkapkan ide baru dengan cara yang lebih bersahabat. Penulis dapat menerbitkan karyanya secara mandiri. hasil karyanya jug adapat dipasarkan atau dijual secara mandiri. Sejuah ini jasa penerbit kebanyakan dipakai sebagai jalur untuk memndapatkan ISBN saja. 

ke empat, Sebagai media bisnis

Banyak perusahaan menggunakan buku elektronik sebagai media branding dan mempromosikan produk barang dan jasa. Hal ini karena buku digital lebih mudah untuk dibuat dan desainnya bisa dibuat secara menarik dan disesuaikan dengan konsep perusahaan. E book biasanyat berisi profil perusahaan, jenis produk yang disediakan, syarat dan ketentuan pembelian, sampai garansi, dan sebagainya.

Semua profil perusahaan itu ditampilkan secara detail. Profil itu dipajang di website perusahaan dan dapat diakses secara gratis kepada para pengunjung. Buku digital bisa juga diberikan secara gratis kepada pelanggan yang sudah melakukan pembelian. Melalui buku elektronik memungkinkan perusahaan menyampaikan edukasi mengenai tentang manfaat produk yang dihasilkan dan penggunaan sebagai nilai tambah.

Keunggulan Buku Digital

Buku digital memiliki fungsi yang lebih praktis dibandingkan buku berbasis kertas. Fornula buku elektronik dalam bentuk softcopy membuatnya tidak memerlukan raung penyimpanan secara fisik. Buku digital cukup disimpan dalam perangkat digital seperti, smartphone, flashdisk, hardsidk, drive, atau cloud. 

Keberadaan buku elektronik juga membuat pembaca tidak memerlukan ruang penyimpanan fisik. Bahkan nir-ruang (tanpa ruang). Buku-buku itu tidak memerlukan lemari, rak, atau ruang tertentu untuk menyimpan koleksi buku.

Di samping praktis dan hemat ruang, buku digital juga mudah diakses. Dengan bermodal smartphone atau gawai tanpa terikat ruang dan waktu. Hal yang perlu diperhatikan tentu saja perangkat yang digunakan harus sudah terpasang aplikasi untuk membuka format buku elektronik tersebut. Misalnya, untuk membaca buku PDF, smartphone harus dilengkapi dengan pembaca PDF (PDF reader). 

Buku elektronik kini mudah didapatkan dan dimiliki, karena bisa didapatkan di website, marketplace, media sosial, dan sebagainya. Sebagian besar bersifat gratis

Keunggulan lain dari ebook yaitu ekonomis. Buku ini menawarka dua versi, yakni versi gratis dan berbayar. Buku elektronik gratis yang bisa didapatkan di berbagai media. Ipusnas, misalnya, merupakan sebuah aplikasi yang diluncurkan, Badan Perpustkaan Nasioanl yang menghadirkan buku-buku berkualitas dan gratis.

Versi lainnya ada juga yang berbayar. Buku elektronik berbayar biasanya lebih berkualitas karena lebih detail dan menyajikan materi yang disusun oleh para ahli. Harganya lebih murah dibandingkan dengan buku konvensional. Ini membuatnya tetap lebih hemat dengan garansi yang tetap bermartabat buku-buku tersebut bukan hasil bajakan atau ilegal.

Sebagai buku yang tidak menggunakan kertas, buku elektronik merupakan produk ramah lingkungan. Berbeda dengan buku konvensional yang memerlukan bahan pembuatannya dari alam yang berpotensi merusak lingkungan. Buku kertas dibuat dengan pulp atau bubur kertas yang diproduksi menggunakan hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) yang diproses secara mekanis, semikimia, atau secara kimia.

Kemampuan kostumisasi buku digital merpakan kelebihan lain. Penggunanya dapat melakukan penyesuaian tampilan pada smartphone atau perangkat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, tampilan ebook dapat diperbesar dan diperkecil.

Kelemahan Buku Digital

Di samping keunggulannya, buku digital juga memiliki kelemahan atau kekurangan. Pertama, memerlukan perangkat. Buku elektronik tidak dapat diakses tanpa menggunakan perangkat gawai. Maka buku ini hanya dapat digunakan oleh pembaca yang memiliki perangkat digital.

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa perangkat elektronik memberikan dampak pada kesehatan seseorang. Perangkat digital dapat menimbulkan radiasi tertentu yang berakibat pada kesehatan mata. Hal ini membuat pembaca disarankan menggunakan kacamata antiradiasi sebagai pelindung. Menatap layar gawai terlalu lama juga dapat membuat mata kering dan cepat lelah. 

Perangkat elektronik memerlukan listrik sebagai sumber energinya. Oleh karena itu, listrik menjadi salah satu kelemahannya. Tanpa listrik perangkat tdiak akan dapat berfungsi. Hal ini bermuara pada kontribusi tagihan listrik meningkat. 

Kemudahan menerbirkan buku dalam formula digital juga berakibat rentannya terhadap pembajakan. ketika seorang pembeli mendapatkan buku secara utuh, ada kemungkinan pembeli untuk menjualnya kembali kepada orang lain dengan harga yang lebih murah.

Aplikasi dan Buku Digital berbasis Web.

Aplikasi Performatan Buku Digital sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan ini membuat seseorang memiliki banyak pilihan aplikasi yang dapat digunakan.

Aplikasi tersebut adalah sebagai berikut

  • Sigil merupakan sebuah software editor untuk EPUB (Electronic publication) yang bersifat open source. https://sigil-ebook.com/
  • Scribus, Aplikasi ini juga sudah banyak digunakan di berbagai OS Komputer.
  • https://www.scribus.net/downloads/
  • Aplikasi pengolah kata yaitu Libre Office atau MS Office;
  • Aplikasi pengolah gambar yaitu IbisPaint atau Adobe Photoshop;
  • Aplikasi audio editor yaitu Audacity/format factory;
  • Aplikasi video editor yaitu Avidemux/format factory;

Cara Menulis Buku Digital

Dalam menulis buku digital pada prinsipnya sama dengan menulis pada buku konvensional. Penulisannya melalui tahapan-tahapan tertentu. Adapun langkah-langlah menulis buku digital adalah sebagai berikut.

Berikut langkah-langkah menulis buku digital.

  • Persiapan

Pada langkah persiapan penulis harus memperbanyak membaca tulisan baik artikel maupun buku. Hal ini akan memperluas ide, memperbanyak informasi, dan memperkaya wawasan, Ini merupakan pondasi awal seorang penulis.

Pembaca yang baik adalah penulis yang baik. Membaca mempunyai manfaat: mengetahui informasi terbaru, mendapatkan ide, dan memperkaya wawasan.

Pada tahap persiapan penulis harus memahami Rumus 5W + 1 H (What, Why, When, Who, Where, dan How) sebagai dasar pengembangan tulisan. Dengan memahami rumus ini penulis akan dapat membuat tulisan yang terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.

  • Mencari Topik

Topik merupakan landasan utama dalam membuat tulisan. Topik menjadi penting agar materi tulisan tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan. Topik yang dipilih sebaiknya bersifat mutakhir, “happening” atau “update”. 

Untuk menentukan topik penulis dapat membaca berita aktual dari portal berita online/offline. Penulis juga harus dapat membaca situasi faktual yang terjadi di sekitarnya, berdiskusi dengan teman, atau berkonsultasi dengan penerbit,. Penulis juga dapat menggunakan  bantuan “google trend”.

  • Mencatat

Salah satu langkah penting dalam menulis adalah mencatat informasi yang didapatkan. Catatan itu bisa berasal dari bacaan, hasil dikusi, hasil konsultasi, atau catatan kecil tentang hal-hal yang sedang faktual sebagai aktivitas membaca situasi.

  • Menulis Buku
Jika semua tahapan di atas telah dilakukan, penulis dapat mulai melakukan aksinya, menulis buku. Sebagai acuan penulis terlbih dahulu dapat membuat kerangka tulisan atau Table of Conten (TOC). Ini akan memungkinkan penulis menuangkan tulisannya secara terarah dan terstruktur

Lombok Timur, 13 Februari 2023

Teknik Promosi Buku (Pertemuan ke 28)

  Judul                         : Teknik Promosi Buku Resume ke              : 28 Gelombang            : 28 Tanggal                  : 13 Ma...