Selasa, 31 Januari 2023

Menulis Fiksi (Pertemuan ke-10)

 


Judul                     : Kiat Menulis Fiksi
Resume ke            : 10
Gelombang           : 28
Tanggal                 : 30 Januari 2023
Tema                     : "Tuangkan Imaginasimu dalam Karya Fiksi"
Narasumber.       : Sudomo, S.Pt.
Moderator           : Bambang Porwanto, S.Kom.Gr

Pada flyer pertemuan ke 10 pelatihan menulis tertera tulisan berbunyi "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Itulah tema pertemuan ke 10 pelatihan menulis KBMN PGRI angkatan 28. Tema itu dipertegas lagi oleh moderator, Bambang Purwanto, S. Kom.Gr ketika mengawali kegiatan.

Dilihat dari gelar akademiknya, Sudomo, S.Pt, Narsum seharusnya menjadi "penggembala" atau "petani penggembala". Tetapi di persimpangan jalan Narsum memilih menjadi guru dan penulis.

Narasumber, dalam menyampaikan materi, menggunakan metode yang cukup menarik, yaitu, prinsip berbagi dengan menggunakan alur merdeka belajar. Pembelajaran dimulai dari refleksi diri atau mulai dari diri peserta.

Sebelum mulai menyampaikan materi, peserta diminta menceritakan pengalamannya dalam menulis fiksi berupa kendala, tantangan, atau pengalaman peserta yang telah berhasil menerbitkan buku fiksi.  Tidak saja yang sudah pernah mencoba menulis, peserta yang belum pernah menulis sama sekalipun diberikan kesempatan untuk menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan fiksi

Seorang peserta mengaku tidak pernah terpikirkan untuk menulis fiksi tetapi sejak masih SMP senang membaca novel. Bahkan rela tidak jajan dan memilih menggunakan uang jajannya untuk menyewa novel. Peserta lainnya mengaku kerap menggunakan fiksi sebagai media pembelajaran.

Di antara peserta ada yang memiliki ambisi menulis fiksi tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Rupanya ada pula yang sudah menulis karya fiksi walaupun mulai dengan pengalaman sehari-hari. Rupanya pengalaman peserta tentang penulisan fiksi beragam.

Narasumber menanggapi pengalaman peserta dengan memberikan sebuah link yang berisi tulisan fiksi yang dimuat di Kompasiana. Judulnya Aku Malas Menulis Fiksi.

Tahapan kegiatan pelatihanpun mengalami pergeseran dari mulai dari diri ke eksplorasi konsep. Pada fase eksplorasi Konseppeserta mempelajari secara mandiri materi yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Materi itu kemudian menjadi bahan diskusi pesserta untuk memahami hakikat dan proses penulisan fiksi. Secara Garis besar materi dalam bentuk cerpen itu yaitu, 1) alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, 2) syarat bisa menulis cerita fiksi, 3) bentuk-bentuk cerita fiksi, 4) unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan 5) tips menulia cerita fiksi.

Dalam karya fiksi terdapat sejumlah istilah atau kata khusus yang berhubungan dengannya. Istilah itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

Fiksimini, adalah fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Lebih singkat dari cerpen. Contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn. Ernest Hemingway. Dikutip dari bukunesia.com jumlah kata yang sangat singkat justru lebih sulit, dibandingkan cerpen. Mengapa demikian? Membuat narasi untuk fiksimini membutuh seni dalam mengolah cerita, mengolah kata hingga mengolah alur dalam jangkauan lebih singkat, namun harus tetap menarik. Di sinilah yang sulit dari penulisan fiksi mini. 

Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist. Istilah ini mengacu kepada sebuah alur cerita yang sengaja diputar sehingga akan memberi efek kejutan. Plot twist ini digunakan untuk menjaga tingkat ketertarikan dari para pembaca dengan mengungkapkan sesuatu yang tidak diduga-duga oleh pembaca tersebut.

Premis, pernyataan mengenai seuatu yang dianggap benar sebagai landasan. Premis identik dengan dasar pemikiran atau alasan. Premis memiliki artian yang sama dengan asumsi dan premis disebut kalimat yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika. Dalam fiksi premis merupakan kesimpulan berupa ringkasan cerita dalam satu kalimat.

Contoh premis: Premis dari novel Harry Potter adalah "Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia."

Premis memiliki kekuatan pada kemampuannya membuat ilustrasi novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Dalam sebuah premis terdapat unsur-unsur tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

Pada tahap kolaborasi narsum memberikan beberapa kalimat, peserta disilakan melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf nanti di dalam resume. 

Sikap paling mendasar dalam menulis fiksi adalah pentingnya membangun komitmen dan konsistensi untuk terus berlatih. Hal ini akan menciptakan kenyamanan seseorang dalam menulis. Hanya itulah jalan satu-satunya. Penulis harus menumbuhkan niat yang kuat.

Secara teknis, menulis fiksi sama dengan membuat karya tulis yang lain, berawal dari ide. Di samping itu sangat disarankan agar sesuai dengan genre yang disukai dan kuasai. Sebelum mulai sebaiknya didahului dengan membuat kerangka. Selanjutnya mulai menulis atau mengembangkan kerangka menjadi sebuah tulisan. banyak membaca karya fiksi orang lain juga menjadi cara penting sebagai pendukung utama dalam menulis.

Ada kecenderungan seorang penulis mengalami kehilangan arah dalam menyelesaikan tulisan. Di sinilah outline/kerangka karangan itu menjadi penting. Keberadaannya bertujuan untuk menjaga agar tulisan tetap berada di jalurnya. Dengan kata lain outline berfungsi sebagai pengingat bagi penulis ketika berada di persimpangan jalan.

Pada fiksi yang bersumber dari kisah nyata sangat penting bagi penulis untuk memainkan konflik dan mengelola hambatan atau tantangan yang dihadapi tokoh. Penulis harus mampu menciptakan akhir cerita yang mengesankan. 

Dalam sebuah karya fiksi, narasi cerita akan menjadi menarik jika penceritaan disusun secara runtut terkait detail karekter, sifat, dan watak tokoh. Penulis dapat menggunakan teknik show don't tell, sebuah teknik menulis di mana cerita dan karakter terkait ditampilkan melalui detail sensorik dan tindakan. Teknik ini akan membuat pembaca merasa terlibat di dalam cerita itu sendiri. Pada saat yang sama, netralitas penulis sangat berpengaruh. Penulis tidak menunjukkan keberpihakan kepada salah satu tokoh. Setiap tokoh harus digambarkan dengan segala kelebihan dan kekuarangannya.

Semoga bermanfaat

Kamis, 26 Januari 2023

Menulis Itu Mudah (Pertemuan ke-9)


Judul                     :
Menulis itu mudah
Resume ke            : 9
Gelombang           : 28
Tanggal                 : 27 Januari 2023
Tema                     : "Menulis itu semudah bercerita"
Narasumber.       : Prof. Dr. Ngainun Naim.
Moderator           : Lely Suryani, S.Pd.SD

Sejak pagi flyer pertemuan ke 9 KBMN 28 sudah dibagikan di WAG. Terpampang photo narasumber mengenakan kacamata dengan baju ungu. Namanya jelas tertulis, Prof. DR. Ngainun Naim. Moderatornya dipercayakan kepada Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD. Seperti ada kesepakatan antara narasumber dan moderator. Keduanya mengenakan busana dengan warna yang sama.

Pertemuan yang dilaksanakan pada hari Jum'at, 27 Januari 2023 itu tetap pada tema utama, menulis. Secara spesifik materinya akan mengupas dengan tuntas tentang kesulitan dalam menulis dan cara keluar dari pandangan banyak orang tentang betapa rumit dan tidak menyenangkannya aktivitas menulis. Inilah bayangan saya tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan tersebut.

Saya mengikuti pertemuan ke 9 sekitar pukul 20.15 waktu di tempat saya. Setelah dibuka moderator, narasumber mengambil alih kegiatan dan mulai menyampaikan materi. (Setalah disilakan moderator tentunya), 

Ternyata materinya bukan tentang persepsi menulis sebagai sesuatu yang sulit atau mudah. Saya menduga Narsum memiliki pertimbangan bahwa tema itu terlalu teoritis. Sebagai pemantik, peserta diminta membaca dua artikel, Pertama artikel Suatu Sore di Bulan Ramadlan yang ditulis 2016 lalu. Artikel itu tentang pengalaman perjalanannya di hari-hari terakhir bulan Ramadlan.

Artikel ke dua tentang pertemuan narasumber dengan seorang penulis yang memintanya memberikan prolog pada sebuah bukunya. Interaksi melalui WA tersebut berlanjut dengan saling berkirim buku masing-masing. Sampai ke duanya kemudian dipertemukan dalam sebuah kesempatan.

Dua artikel tersebut ditulis berdasarkan pengalaman narasumber. Dengan kedua artikel tersebut narasumber sebenarnya sedang berusaha  mengubah pikiran peserta bahwa menulis itu mudah.

Pesan lainnya yang secara langsung disampaikan narasumber adalah menulis itu dapat dimulai dari hal-hal sederhana, pengalaman sehari-hari. Prof. Ngainun mengaskan, "Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur." 

Tulisan berdasarkan pengalaman akan lebih mudah mengalir karena akan bercerita tentang sesuatu yang dialami secara langsung. Namun demikian, hal yang penting dalam menulis pengalaman adalah aspek substantif yang akan diceritakan. Harus ada nilai, semacam pesan utama yang menjadi dasar tulisan.

Saat menulis sebaiknya sikap ragu dan takut salah dihilangkan. Selain itu, hal yang perlu dihindari adalah membaca tulisan sambil menulis lalu mengedit tulisan. Ini akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. 

Jika kehabisan ide tulisan bisa ditinggalkan. Tulisan disimpan terlebih dahulu. Jangan dibaca. Cari suasana psikologis yang berbeda atau endapkan tulisan tersebut. Baca ulang tulisan pada saat yang berbeda. Jika menulis pagi bisa dibaca pada sore hari atau malam hari.

Saat membaca analisis kalimat demi kalimat. Tambahkan ide atau gagasan penjelas jika diperlukan. Jika akan diunggah ke publik naskah bisa dibaca ulang sampai benar-benar dirasakan sempurna.

Prinsip menulis sederhana, meminimalisir hal yang tidak sesuai dengan keinginan penulis. Tulisan adalah jejak. Oleh karena itu, penulis harus benar-benar yakin tulisannya sudah layak dipublis. 

Ada persepsi bahwa tulisan itu dikotomi menjadi berat dan ringan. Narsum mengingatkan bahwa tulisan itu berat jika untuk keperluan akademis, misalnya, bagi seorang guru besar. Sedangkan tulisan ringan untuk kepentingan publik.

Ide tentang perjalanan merupakan tulisan yang dapat bahan atau materi tulisan. Semua oranga sering melakukan perjalanan. Dalam perjalanan selalu ada yang menarik perhatian atau hal-hal yang dilakukan. Saat rekreasi misalnya, ada banyak hal yang dapat dituangkan dalam tulisan. Ini akan lebih mudah karena secara langsung dialami.

Patut dicoba menulis sambil ngemil. Jika ngemil dalam makna sebenarnya memang menjadi salah satu cara untuk membuat tulisan bisa jadi benar. Dilansir dari kompas.com, ngemil dapat menekan atau mengurangi stress atau tekanan psikologis. Disadari atau tidak, saat menulis pasti ada tekanan psikologis karena pikiran sedang bekerja mengolah ide dan pengalaman menjadi sebuah tulisan. Untuk meredam tekanan itu, ngemil menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan saat menulis.

Namun ngemil dalam menulis berarti menulis tidak harus sampai tuntas. Tulisan bisa dibuat dalam 3-5 paragraf (pengalaman narasumber). Jika pagi menulis sore dapat dilanjutkan. Jika sebelum berangkat bekerja menulis beberapa paragraf, paragraf selanjutnya dapat diteruskan saat berada di tempat kerja jika ada waktu luang.

Saat menulis pengalaman kerapkali penulis kehilangan substansi. Untuk mengatasi hal ini seorang penulis pemula perlu memperbanyak membaca tulisan orang lain yang serupa. Membaca merupakan amunisi. Banyak membaca akan mengembangkan imajinasi, kosa kata bervariasi. Dengan begitu, data biasa dapat dikembangkan dengan gaya bahasa yang lebih menarik. 

Sibuk dan tidak dapat membagi waktu adalah sebuah alasan purba sehingga seseorang tidak dapat menulis secara konsisten. Untuk mengatasi hambatan ini narsum menyarankan untuk berusaha menikmati setiap bentuk aktivitas kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Hal yang harus dibangun adalah komitmen untuk melakukan sesuatu dengan  riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, dapat dipastikan ketika memiliki waktu luang pun juga tetap tidak menulis.

Kesibukan juga membuat seseorang kehilangan konsentrasi dalam menulis. Menurut narsum konsentrasi selalu melibatkan latihan. Konsentrasi menulis akan makin mapan jika disertai dengan latihan secara konsisten. 

Menulis memerlukan latihan secara konsisten. Tidak ada kecakapan yang didapatkan secara mendadak. Keterampilan menulis tidak jatuh begitu saja dari langit. Sama dengan keterampilan lain. Semuanya memerlukan latihan dan belajar.

Sebuah catatan penting dalam sesi tanya jawab adalah musuh terbesar penulis pemula yaitu diri sendiri. Misalnya takut, malu, tidak percaya diri dan beragam distorsi kognisi lainnya. Akan lebih baik jika kemunculan gangguan psikologis itu diabaikan.  Kritik merupakan salah satu instrumen yang memungkinkan seseorang memperbaiki tulisannya. Hal ini beralasan mengingat kualitas tulisan itu tidak dapat ditentukan oleh penulisnya sendiri. tulisan perlu dibaca orang lain untuk sehingga kekurangan dan kelebihannya dapat ditemukan.

Lombok Timur, 27 Januari 2023

Rabu, 25 Januari 2023

Komitmen Menulis di Blog (Pertemuan ke-8)

 


Judul                     : Komitmen Menulis di Blog

Resume ke            : 8

Gelombang           : 28

Tanggal                 : 25 Januari 2023

Tema                     : "Hayo Nulis di Blog"

Narasumber         : Drs. Dwitagama, M.SI.

Moderator.            : Sigid PN, SH

Materi tentang blog sudah dibahas dalam pertemuan ke-5. Dalam pertemuan tersebut pembahasannya mencakup pengertian, macam, dan fungsi blog. Secara spesifik pembahasannya juga seputar fungsi blog sebagai media pembelajaran.

Pertemuan ke-8, materi tentang blog menjadi tema utama pelatihan KBMN PGRI angkatan 28. Jika pada pertemuan ke-5 materinya mencakup pengertian, maacam dan fungsi, pada pertemuan ke-8 pembahasan tentang blog lebih mengarah kepada bagaimana menumbuhkan kebiasaan dan motivasi menulis dengan menggunakan media blog.

Drs. Dwitagama, M.SI adalah narasumber yang didaulat untuk memberikan materi pada pertemuan ke-8. Moderatornya Sigid PN, SH. Jika sebelumnya pertemuan dilakukan melalui WhatsApp, hal istimewa dalam pertemuan ini menggunakan aplikasi zoom. Istimewa karena memberikan kesempatan kepada peserta untuk menatap gambar hidup peserta lain dalam aplikasi tersebut.

Bagi peserta yang terkendala untuk masuk ke ruang zoom, pertemuan ke-8 ini dapat diikuti melalui YouTube KBMN 

Saat masuk link zoom, kegiatan sudah dimulai. Saya mendapati narasumber sedang melakukan "agitasi" kepada peserta dengan menayangkan sebuah fakta bahwa ketika melakukan googling, akan lebih mudah ditemukan sandal jepit, bahkan yang sandal sudah lusuh sekalipun, tinimbang konten yang memberikan informasi tentang guru-guru memiliki peran yang luar biasa. 

Mengapa kondisi itu bisa terjadi? Salah satu penyebabnya produktivitas. Sejauh ini pemanfatan internet oleh guru dalam menjalankan profesinya sebagai guru sangat kurang. Jauh sebelum teknologi digital berkembang ada banyak guru berprestasi tetapi tidak bertahan dan tenggelam bersama prestasinya. Ini disebabkan karena mereka tidak produktif. Di Indonesia tercatat 3.31 juta guru tetapi guru yang memiliki talenta dan berhak dianggap hebat dapat dihitung dengan jemari.

Albert Einstein, Gajah Mada, atau Buya Hamka merupakan tokoh-tokoh yang hidup ketika teknologi internet masih dalam rahim sang waktu. Namun mereka adalah orang-orang yang produktif, rajin membuat sesuatu yang membuat nama mereka bertahan sepanjang sejarah.

Produktif adalah sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Produktif bukanlah tentang keuntungan apa yang dapat diperoleh, terutama keuntungan materi. Produktif dalam konsep yang ideal adalah ketika seseorang membuat sesuatu dan dapat dijadikan referensi atau memberikan sesuatu yang bersifat positif kepada orang lain. Pada tahapan tertentu ketika seseorang sudah menunjukkan produktivitas, manfaatnya finansial atau materialnya akan datang dengan sendiri.

Penyebab lainnya yaitu masih berkembangnya pikiran minimalis. Sebagian besar guru merasa sudah cukup dengan rutinitas sehari-hari, masuk kelas, mengajar, pulang lalu selesai. Tidak banyak di antara mereka yang berani melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar rutnitas sehari-hari. Mereka tidak berusaha mengembangkan diri yang memungkinkannya menjadi pribadi yang produktif. Metafora yang identik dengan pikiran minimalis adalah guru hanya berhenti pada baju seragam sehari-hari yang ditanggalkan setelah pulang dari sekolah.

Terlalu serius bekerja membuat seseorang seakan tidak dapat melakukan sesuatu yang berbeda. Hal ini membuat guru tidak produktif. Sejauh ini guru produktif dipersepsikan sebagai sesuatu yang menghasilkan hal-hal baku, seperti, membuat RPP, menyusun silabus, atau program tahunan dan program semester. Padahal produktif sejatinya adalah adanya kemampuan untuk melakukan perencanaan dan pengembangan diri dan menghasilkan produk yang melebih standar profesi yang baku.

Sebagai gambaran, seorang guru yang berada atau bertugas di sebuah sekolah yang bagus tetapi tidak terdokumentasi dengan baik maka semua itu akan menjadi sesuatu yang tidak bermakna. Hal ini terjadi karena tidak ada produktivitas. 

Salah satu ciri kehebatan sesorang visi. ide, dan pengembangan diri, dan melakukan hal-hal secara efesien. Salah satu produktivitas tersebut dapat diwujudkan melalui tulisan dalam blog, atau melalui aplikasi lain berupa YouTube, TikTok, atau aplikasi lain yang bertebaran di dunia internet.

Untuk menjadi produktif, sikap paling mendasar adalah membangun komitmen, sebuah hasrat yang kuat, kemauan yang keras dan bersifat permanen,  untuk tetap melakukan sesuatu.

Dalam konteks menulis, komitmen menjadi bagian penting sebagai titik awal untuk menghasilkan tulisan. Komitmen juga berarti ada konsistensi, kesinambungan, dan keberlanjutan.

Namun demikian, saat ini persaingan penulis makin tinggi. Banyak penulis menghasilkan buku berkualitas dan menarik. Bagi penulis pemula ini menjadi salah satu hambatan. Belum lagi media cetak yang tidak bisa beroperasi lagi. Salah satu penyebabnya, perkembangan teknologi digital telah mengakibatkan terjadinya transformasi media dari media berbasis kertas menuju media berbasis internet.

Alternatif yang dapat dilakukan oleh penulis pemula adala menulis di blog. Blog memungkinkan penulis mendokumentasikan pikiran dan pengalamannya secara tertulis. 

Sebagai acuan untuk membangun komitmen menulis di blog, beberapa hal berikut dapat dilakukan.

Pertama, penulis harus menentukan tujuan tulisan kita. Hal ini penting agar tulisan memiliki arah dan fokus yang jelas.

Ke dua, membuat outline. Hal ini penting karena akan membuat tulisan lebih terarah dan mudah dipahami.l

Ke tiga, jangan menunda waktu. Mulailah menulis sekarang. Bagi penulis pemula tulisan tidak harus panjang-panjang. Cukup satu dua paragraf saja tetapi bermakna. Sisipkan gambar atau video jika tulisan itu menyangkut kegiatan tertentu di sekolah.

Ke empat, sebaiknya tulisan diselesaikan. Upayakan sebuah tulisan dapat selesai agar bisa membuat tulisan selanjutnya.

Ke lima, Segera publikasikan jika telah selesai. Salah satu keuntungan menulis di blog yaitu, penggunanya dapat melakukan pengelolaan secara mandiri. Tulisan yang telah dipublikasikan dapat diedit, dihapus, atau diubah untuk melakukan perbaikan.

Ke enam, mengikuti komunitas penulis. Dengan menjadi bagian dari komunitas penulis komitmen untuk menulis akan tetap terjaga dan konsisten. Makin banyak berinteraksi dengan penulis bisa dipastikan komitmen dan konsistensi akan tetap tumbuh dan semangat menulis akan makin menguat.

Ke tujuh, banyak membaca. Saat ini ada banyak bacaan yang bisa diakses melalui internet. Rajin membaca tulisan (orang lain) akan menambah wawasan dan memperkaya informasi tentang banyak hal. Lebih dari itu, dengan membaca tulisan orang lain, seseorang dapat memperluas pengetahuan tentang gaya tulisan dan bahas tulis yang dipergunakan penulis lain.

Ke delapan, jangan lupa perkenalkan diri kita kepada orang lain. Perkenalan ini tentu saja melalui tulisan bukan perkenalan tentang identitas diri semata. Makin banyak karya yang diperkenalkan kepada orang lain makin banyak pula orang akan mengenal sisi tertentu seorang penulis.

Ke sembilan. Ikut berorganisasi yang berorientasi kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan menulis. Dengan keterlibatan dalam organisasi akan menjadi faktor yang dapat membuat seseorang mengembangkan kemampuan menulisnya.

Lombok Timur, 25 Januari 2023

Senin, 23 Januari 2023

Mengatasi Writer's Block (Pertemuan ke-7)


Judul                     : Mengatasi Writer's Block

Resume ke            : 7

Gelombang           : 28

Tanggal                 : 23 Januari 2023

Tema                     : "Serangan virus Writer's Block"

Narasumber         : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Moderator.            : Raliyanti, S.Sos, M. Pd.

Writer's block merupakan sebuah kondisi dimana seorang penulis mengalami kebuntuan ide atau kehilangan kata-kata ketika sedang menulis. Ada saat dimana seseorang merasa tidak dapat melanjutkan tulisannya.

Writer's block dapat muncul saat seseorang mencari ide untuk menulis atau bisa juga terjadi saat sedang menulis lalu mendadak mengalami kebuntuan gagasan. Writer's block dapat bersifat sementara tetapi juga bisa permanen. 

Bagaimana mengatasi writer's block? Inilah tema sentral pelatihan KBMN dalam pertemuan ke-7. Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. didapuk menjadi narasumber dengan moderator Raliyanti, S.Sos, M. Pd.

Ada yang berbeda dalam pertemuan ke-7. Di awal pertemuan, Om Jay berkesempatan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Om Jay berharap banyak peserta yang lulus di gelombang 28 ini. Penggagas pelatihan, yang telah melahirkan banyak penulis itu, menilai bahwa peserta kali ini lebih fokus dan membaca dengan seksama informasi yang ada dalam wa group ini.

Om Jay menegaskan, "Tak ada penulis yang malas membaca. Ingatlah selalu mantra ajaib Omjay. Membaca lah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan. Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari."

Penegasan tersebut memiliki pesan tersurat bahwa belajar merupakan bagian yang sejatinya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi seorang penulis, membaca menjadi sebuah keniscayaan. Makin banyak membaca tentu makin banyak perbendaharaan ilmu pengetahuan yang dapat mewarnai kesadaran seseorang. Ini menjadi salah satu pendukung utama seorang penulis. Wawasan, cara berfikir, dan cara pandang seseorang sangat tergantung kepada kebiasaan membaca seseorang.

Moderator, Raliyanti, S.Sos, M.Pd, yang diberikan mandat untuk mengatur, memandu, dan mengawasi proses kegiatan, tidak lupa memberikan pengantar berupa motivasi kepada peserta. Sebagai alumni pelatihan angkatan ke-20, Bu Rali (panggilan moderator) juga mempersuasi bahwa setiap peserta berkesempatan menghasilkan sebuah buku. 

Moderator sendiri menunjukkan keberhasilannya menerbitkan buku setelah lulus mengikuti pelatihan pada angkatannya. Tidak hanya itu, sejumlah buku lain yang telah membuktikan kesungguhannya untuk menjadi penulis yang memiliki karya. Mengulang kalimat penyemangat pertemuan sebelumnya bahwa semua berawal dari mimpi. 

Dukungan komunitas dan narasumber yang profesional merupakan dorongan ekternal yang memberikan pengaruh signifikan. Menulis memang memerlukan lingkungan yang mendukung. Jika seseorang berada dalam sebuah lingkungan yang memiliki kebiasaan dan budaya menulis potensi dan hobi menulis  dengan sendirinya akan terbangun.

Setiap narasumber memiliki cara yang khas untuk memantik semangat peserta untuk menulis. Menjadi penulis profesional, menurut narasumber, tidak dapat dicapai secara instan, tidak semudah membalik telapak tangan. Omjay membutuhkan waktu belasan tahun, Prof Eko melanglang dunia tulis-menulis tidak dalam waktu singkat. Demikian juga dengan Dail ma'ruf, Bu Kanjeng, atau narasumber lainnya dalam KBMN.

Narasumber sendiri mulai suka menulis sejak duduk di bangku SD walaupun hanya terbatas pada buku catatan harian atau diary. Saat duduk di bangku SMP narsum menggunakan medium majalah dinding untuk mempublikasikan tulisannya. Aktivitas menulis tetap dilakukannya saat SMA walaupun hanya pada diary. Namun tulisan dalam diary itu diakui teman-temannya sudah seperti novel. Kehidupan remaja yang emosional rupanya menjadi sumber inspirasi tulisan narsum dalam catatan hariannya. 

Menulis, bagi orang-orang tertentu dapat menjadi untuk melakukan terapi diri. Narsum menyebutnya self healing. Menulis dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tekanan psikologis, seperti, depresi atau stress.

Kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Narsum membuktikannya sejak masa kuliah melalui keberhasilannya menulis Buku Petualangan Kimia bersama rekannya. Buku ini membuatnya memenangi Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan pada posisi kedua. Narsum juga pernah mendapatkan dana hibbah yang cukup fantastis dari Dikti melalui tulisanya dalam bentuk proposal 

Narsum mengakui bahwa aktivitas menulisnya mengalami kevakuman yang cukup lama. Namun, titik balik kevakuman itu mulai ketika mengikuti kelas menulis bersama PGRI pada angkatan ke-7.

Dengan membuat resume, sebagaimana tugas peserta pelatihan, narsum kembali aktif menulis di blog. Hal paling istimewa adalah berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Kerja keras itu menempatkannya menjadi 1 di antara 9 orang pada angkatan pertama tantangan Prof. Eko yang bukunya berhasil dicetak penerbit mayor.

Kebiasaan menulis itu pula yang membuat narsum bisa lulus pada seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3.

Motivasi menulis memang beragam. Sekelompok orang menulis karena hobi. Sekelompok lainnya menulis karena kebutuhan. Ada lagi yang menulis karena tuntutan tuntutan profesi. Terlepas dari alasan dan motivasi itu, aktivitas menulis selalu berhubungan dengan posisi manusia sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Satu hal yang perlu disepakati adalah bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Menulis tidak hanya menghasilkan Novel, cerpen, jurnal,  atau blog. Akan tetapi, ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk tertentu. Ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dan sebaginya.

Semua penulis di atas dengan berbagai jenis tulisannya selalu berpotensi terserang virus writer's block (WB). WB dapat menjangkiti penulis senior dan yunior, profesional atau belum, dan semua orang yang masuk dalam dunia kepenulisan. 

WB dapat menyerang seseorang kapan saja dan kapan saja. WB dapat bersifat sementara bahkan permanen (jangka waktu lama). Hal ini sangat tergantung seberapa tanggap dan cepat seseorang menyadari dan berusaha mengatasinya. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. WB pertama kali diperkenalkan  oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. WB bisa datang dan pergi, dapat terjadi berulangkali. Seorang penulis (pemula maupun profesional) dapat mengalami re-infeksi writer's block.

Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB


Adanya metode atau topik baru dapat mengundang writer's block. Sebagai ilustrasi, seorang yang biasa menulis cerpen atau puisi lalu secara tiba-tiba ditawarkan menulis KTI dapat berpotensi mengalami WB. hal ini disebabkan oleh struktur dan metode penulisan puisi atau cerpen berbeda dengan penulisan KTI. Maka, penulis perlu segera beradaptasi agar terhindar dari WB.

Kondisi mental juga sangat rentan membuat seseorang terserang WB. Salah satunya ketika seseorang berada dalam kondisi psikologis stress. Stres, dalam sudut pandang psikologi, diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. 

Penyebab stress, salah satunya adalah faktor kelelahan secara fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Stress juga dapat dipicu oleh permasalahan hidup sehari-hari, baik permasalahan keluarga maupun permasalahan yang dihadapi di dunia kerja. 

Dalam kondisi stress, seseorang akan merasa bosan, jenuh, atau suntuk sehingga muncullah apa yang dikenal dengan WB. Hampir tidak ada yang dapat dilakukan seseorang saat berada dalam kondisi stress, termasuk menulis.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya bisa jadi lebih menyenangkan. Cara lainnya dengan rehat sejenak dan melakukan hal yang disukai untuk penyegaran pikiran dan menganulir kelelahan secara fisik. 

Bagi yang suka membaca dapat memilih bacaan ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Pilihan cara terakhir ini bisa jadi jawaban karena seseorang belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, seseorang bisa menambah kosa kata atau pengetahuan baru yang dapat mendukung tulisan. Ini dapat mengatasi WB pada akhirnya.

Penyebab WB lainnya yaitu, terlalu perfeksionis. Hasil yang diharapkan seorang penulis biasanya kesempurnaan. Akan tetapi, mengharapkan seseuatu yang terlalu sempurna juga dapat menjadi bumerang. 

Perfeskionis cenderung membuat seseorang mengalami kehilangan rasa percaya diri dan melahirkan rasa takut; takut dikritik, takut dicela. Penulis akan terus mengulang-ulang kata dan kalimat sehingga tulisannya tidak kunjung selesai. Akan tetapi, sikap perfesionis, dalam konteks tertentu, dapat membuat penulis lebih hati-hati dalam menulis. Penulis tidak gegabah dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan.

Cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi sikap perfesionis adalah dengan menulis bebas, free writing, tanpa terikat aturan atau kaidah kebahasaan. 

Pada akhirnya Narsum menutup presantasi dengan sepenggal pertanyaan retoris:

"Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?"

Lombok Timur, 23 Januari 2023

Jumat, 20 Januari 2023

Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu (Pertemuan ke-6)

Flyer Pertemuan ke-6 KBMN gelombang 28

Judul                     : Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Resume ke          : 6

Gelombang         : 28

Tanggal                 : 20 Januari 2023

Tema                     : "Ayo Hasilkan Buku Mayor dalam Dua Minggu!"

Narasumber          : Prof. Richardus Eko Indrajit.

Moderator             : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Tema pertemuan ke-6 Pelatihan Menulis KBMN PGRI gelombang 28 terkesan bombastis dan terasa berat. Kesan ini terutama pada penulis pemula yang masih belajar. Untuk menyusun untaian satu dua kalimat saja sangatlah sulit apalagi membuat buku dalam dua minggu. Mungkin absurd bagi penulis yang masih bergerak merangkak untuk menghasilkan sebuah buku dengan rentang waktu dua minggu.

Bagaimana menulis buku mayor dalam dua minggu? Inilah tema pertemuan yang dimoderasi oleh Aam Nurhasanah, S.Pd dengan Nararumber profesional Eko Indrajit.

Nama lengkap narasumber adalah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969). Eko Indrajit adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika. Eko Indrajit juga dipercaya memimpin Universitas Pradita.

Prof. Eko dikenal sebagai sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, aktif sebagai narasumber di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. Narasumber juga tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia, Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI yang berperan melakukan pengembangan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi. (wikipedia)

Apa itu buku mayor? Buku mayor merupakan istilah yang digunakan untuk  buku yang diterbitkan oleh penerbit nasional atau penerbit mayor. Buku mayor biasanya dibiayai perusahaan penerbit itu sendiri. Penulis atau pengarang tidak mengeluarkan biaya percetakan. Penerbitan buku mayor berorientasi pasar dan keuntungan.

Prof Eko Indrajit sendiri sampai saat ini telah menerbitkan 121 buku mayor. Disamping buku, karya tulisnya dalam bentuk artikel sebanyak 623 buah yang telah dipublikasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

Prof Eko mengaku suka menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar. Tulisan pertamanya baru diterbitkan di majalah saat duduk di bangku SMP. Sebuah capaian yang luar biasa. Siswa SMP merupakan anak-anak yang tengah mengalami masa peralihan ke fase remaja. Dalam masa yang labil itu tidak banyak anak-anak SMP yang dapat melewatinya dengan hal-hal positif.

Setiap orang memilih sesuatu selalu didasari oleh sebuah alasan. Alasan Prof. Eko senang menulis sederhana, ingin berbagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain.

Saat internet belum berkembang seperti sekarang, prof. Eko memiliki kebiasaan membaca buku dan menonton televisi. Kebiasaan itu menguatkan keinginan dan semangatnya untuk menulis.

Prof Eko mengajak peserta mengenang pengalamannya. Buku mayor pertama yang berhasil masuk ke penerbit adalah di tahun 2000, dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertamanya berbentuk bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan satu topik yang sedang menjadi trend pada saat itu. Di luar dugaan buku-buku itu cukup laris.  

Alasan lain yang mendorong Prof. Eko terus menulis karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang menyampaikan ucapan terima kasih atas buku-bukunya. Ternyata banyak orang yang mendapatkan manfaat dari bukunya.

Prof Eko tidak hanya berkarya dengan tulisan tetapi juga memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan ilmunya. 16 Maret 2020 merupakan titik awal ketika kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR) mulai diberlakukan akibat pandemi covid-19. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Keadaan itu membuat suami Lisa A. Rianto itu akhirnya memutuskan untuk menjadi youtuber. Pemberlakuan BDR saat itu mendorongnya menggunakan PJJ sebagai konten prioritas dalam youtube yang dibuatnya.

Untuk menarik perhatian Prof Eko Indrajit membuat youtube dengan judul aneh dan unik, seperti, gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya.

Kemampuan menulis yang melekat pada Prof Eko Indrajit tidak semata untuk dirinya sendiri tetapi juga diimbaskan kepada orang lain. Ketika Om Jay mengajaknya untuk menjadi Narasumber pelatihan menulis bagi guru-guru, Prof Eko mencoba melakukan  eksperimen. Eksperimen itu adalah memberikan tantangan kepada peserta pelatihan untuk membuat buku. Caranya sederhana, yaitu, setiap guru diminta untuk membuka youtube dengan alamat EKOJI CHANNEL (Nama channel YouTube prof. Eko Indrajit)

Setelah menonton, setiap guru ditugaskan untuk menuliskan materi yang terdapat dalam YouTube tersebut. Di samping itu, Prof Eko jugs memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Hasilnya, dari 30 guru yang bergabung, 19 buku berhasil diterbitkan dan, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.

Dalam perjalanan waktu sejauh ini, sudah lebih dari 60 buku hasil karya guru telah dicetak dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI, salah satu penerbit nasional.

Atas dasar pengalaman itu, Prof. Eko menantang peserta KBMN yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor. Buku itu nantinya diharapkan dapat diterbitkan oleh penerbit Nasional atau penerbit mayor.

Tantangan itu agak berbeda dari sebelumnya. Prof. Eko menawarkan sebuah tema, kemudian di bawah bimbingannya bersama Aam Nurhasanah peserta menuliskan tema tersebut sehingga menjadi buku.

Kata Prof Eko,

"...Yang penting anda berniat serius untuk menulis."

Target Prof. Eko untuk angkatan 28 adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit untuk dikurasi seblum Idul Fitri.

Satu hal yang harus diperhatikan, menurut Prof Eko Indrajit, bahwa buku yang diterbitkan mayor umumnya berorientasi pasar. Untuk pendidikan judul-judul yang dibutuhkan, misalnya, Classroom Design and Management, Community Based Learning, Computer-Based Assessment, Competency-Based Learning, Computer-Adaptive Assessment, The 21st Century Learning Skills. 

Untuk mulai menulis disarankan tidak berfikir panjang-panjang, rumit, dan berbelit-belit. Menulis dapat dimulai dari satu hal yang sederhana, realistis, dan sesuatu yang dipahami. Sangat tidak disarankan menuliskan sesuatu yang tidak dipahami dan tidak ada sumber referensinya.

Prof. Eko memiliki metode bimbingan agak berbeda yang disebutnya berjalan bersama. Langsung melakukan aksi bukan sekedar berdidkusi. Dalam istilah lain eksekusi dulu baru mendiskusikan hambatannya.

Judul merupakan pintu masuk sebuah buku. Oleh karena itu judul harus anti mainstream. Judul tidak saja menarik pembaca tetapi yang lebih utama menarik perhatian penerbit mayor.

Prof Eko Indrajit menutup pelatihan dengan mengajak peserta mulai dari MIMPI; mimpi yang disertai dengan aksi dan eksekusi.

Lombok Timur, 21 Januari 2023

Rabu, 18 Januari 2023

Blog sebagai Media Pembelajaran (Pertemuan ke 5)

 


Flyer Pertemuan ke-5 KBMN gelombang 28

Judul                 : Blog sebagai Media Pembelajaran

Resume ke         : 5

Gelombang         : 28

Tanggal                 : 18 Januari 2023

Tema                 : "Pembelajaran dengan media blog"

Narasumber         : Dail Ma'ruf, S.Pd.

Moderator         : Purbaniasita KS, S.Pd.

Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen pendukung dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Secara sederhana media kerap diartikan sebagai alat atau cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembekajaran yang diharapkan. Media dengan demikian, bukan saja bersifat kebendaan tetapi juga menyangkut cara yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.

Penggunaan media dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan harapan situasi belajar lebih menarik dan menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran juga bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Media pembelajaran dapat berupa gambar, model, atau audio. Perkembangan teknologi saat ini, terutama teknologi digital, telah memungkinkan penggunaan media pembelajaran yang lebih luas dan tidak terbatas. Kehadiran internet dengan berbagai aplikasi yang tersedia membuat setiap orang dapat belajar di mana saja dan kapan saja.

Blog merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Kata “blog” berasal dari kata weblog yang diperkenalkan pertama kali pada 1998 oleh Jhon Barger. Blog atau weblog website atau jurnal online yang berisi informasi berbentuk tulisan yang dimuat sebagai posting pada sebuah halaman web. Konten atau postingan pada sebuah blog seringkali diperbaharui secara berkala. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan minat dari blog tersebut.

Blog secara umum bersifat personal, yang memuat opini personal dan hal-hal lain untuk mengaktualisasikan diri dan mengabarkannya pada komunitas global. 

Blog memiliki desain dan struktur yang sangat sederhana. Di sisi atas terdapat header (bagian kepala) yang memiliki menu dan bar navigasi. 

Untuk menulis, menampilkan gambar, blog dilengkapi dengan bodi (badan sebuah blog). Di sinilah konten sebuah blog ditayangkan. 


Badan blog merupakan komponen utama. pada bagian inilah blogger dapat menuangkan ide berupa teks, gambar, atau menyisipkan link yang memuat sumber tulisan yang berassal dari laman lain, atau tautan video seperti youtube, atau sumber lainnya.

Di samping itu terdapat sidebar untuk menampilkan posting blog Anda yang paling populer (yakni yang paling banyak dilihat atau dikomentari) yang memberi tahu pelanggan tentang Anda. Kehadiran sidebar, membuat pembaca tidak perlu menggali halaman konten untuk menemukan postingan satu persatu.

Pada bagian bawah terdapat footer (bagian kaki) memuat informasi, seperti kebijakan privasi, disclaimer, dan informasi kontak. Setiap aspek yang ada pada struktur blog sangat berperan penting dalam memudahkan para pengunjung situs untuk melakukan navigasi dan mencari konten yang mereka sukai.

Sebagai web yang bersifat personal, blog sangat fleksibel. Pengguna blog atau yang disebut dengan blogger dapat melakukan perubahan, modfikasi, atau melakukan update konten blog secara mandiri tanpa memerlukan keterlibatan admin.

Aplikasi blog ada yang berbayar dan gratis. blog berbayar adalah blog yang menggunakan layanan hosting berbayar dengan nama domain dapat ditentukan sendiri oleh penggunanya. Blog berbayar memberikan kebebasan dan aturan sepenuhnya di tangan pemiliknya. Blognya tidak lagi harus mengikuti aturan dan kebijakan pihak lain. Penggunanya memiliki otoritas penuh atas web / blog sendiri.

Blog berbayar tampil lebih profesional, kredibel dan dipercaya, memiliki ooritas penuh, dilengkapi dengan webmail (email khusus dengan nama domain sendiri).

Sedangkan blog gratis merupakan blog yang benar-benar tidak berbayar. Bagi pemula blog gratis dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sejumlah situs yang menyediakan blog gratis yaitu, Blogger.com atau Blogspot.com (milik Google), Tumblr.com, Typepad.com, Weebly.com, Wix.com, Blog.com, atau WordPress.com.

Blog gratis memiliki kelemahan-kelemahan shingga sangat tidak disarankan bagi pengguna profesional. Berikut kelemahan blog gratis

Pertama, penggunanya tidak punya kontrol terhadap blognya sendiri. Artinya, sewaktu-waktu blog itu dapat dihapus karena dianggap melanggar peraturan (yang baru saja mereka buat). Akibatnya, konten yang sudah dibangun dapat hilang dalam sekjap. Sudah banyak orang yang mengalami hal ini.

Ke dua, Fitur blog terbatas sehingga pengguna hanya bisa memakai fasilitas yang diberikan, tidak bisa menambah fitur/fasilitas yang mungkin dibutuhkan kegiatan penggunanya. Hal ini membuat blog sulit dikembangkan.

Ke tiga, Jika anda profesional alamat blog akan terkesan murahan karena pakai alamat blog gratis. Kalaupun bisa memakai nama domain yang umum seperti .com atau .net, biasanya domain dijual jauh lebih mahal dari harga normal.

Bagaimana blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran? Blog tidak hanya dapat membuat penggunanya membuat narasi tetapi juga gambar, video.

Blog sebagai media pembelajaran sangat efektif. Anda dapat membuat dan mendesain rencana pembelajaran, modul ajar, dan atau menggunakan blog sebagai alat evaluasi pembelajaran. Blog memungkinkan guru membuat kombinasi dengan media lain cukup dengan menyertakan link.

Kelebihan blog sama dengan media pembelajaran online. Siswa dapat mengakses materi yang dituangkan dalam blog dari mana saja dan kapan saja.

Blog dapat dimodifikasi sedemikian rupa dengan menggunakan pilihan tema bawaan atau default. Blogger juga dapat menggunakan tema sendiri, misalnya dengan menggunakan gambar koleksi pribadinya.

Pada blog yang dirancang untuk mempublis hal yang bersifat umum, biasanya blogger membuat pengelompokan berdasarkan aspek-aspek yang diinginkan, misalnya, ekonomi, politik, hukum, humaniora, dan sebagainya. 

Blog sebagai media pembelajaran dapat diatur sedemikian sehingga materi dapat dikelompokkan sesuai dengan tema atau mata pelajaran. Caranya cukup dengan menekan tombol label pada beranda draft blogg dan menulis kategori yang diinginkan.


Dengan membuat label pengelompokan pengunjung akan dapat memilih materi sesuai kebutuhan.

Sebagai media pembelajaran blog dapat dimanfaatkan sebagai ruang maya untuk mengirimkan tugas-tugas kepada siswa. Untuk menjawab siswa dapat menjawab pada blog masing-masing dan megirimkan linknya ke group. Siswa dapat saling berkunjung dalam blog temannya atau blogwalking. Blog yang dirancang dengan baik akan menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. 

Lombok timur, 18 Januari 2023

Senin, 16 Januari 2023

Transformasi Karya Ilmiah Menjadi Buku (Petemuan ke 4)

Flyer Pertemuan ke-3 KBMN gelombang 28

Judul : Menulis Buku dari Karya Ilmah

Resume ke : 4

Gelombang : 28

Tanggal : 16 Januari 2022

Tema : "Jangan Biarkan Karya Ilmiah dalam Peti"

Narasumber : Eko Daryono, S.Pd.

Moderator : Nur Dewi Santi, S.Pd.

Setiap orang yang pernah menempuh pendidikan tinggi dapat dipastikan pernah membuat karya ilmiah. Lulusan S1 harus membuat skripsi, S2 membuat tesis, atau S3 membuat karya ilmiah sebagai tugas akhir berupa disertasi.

Apa itu karya ilmiah?

Dikutip dari Wikipedia, "Karya ilmiah adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan menerapkan konvensi ilmiah. Penulisan karya ilmiah menggunakan logika berfikir dan gaya bahasa yang sistematis."

Karya ilmiah akan menjadi karya yang tidak membumi jika disimpan dalam peti. Bagaimana caranya? Inilah tema sentral pelatihan KBMN pertemuan ke 4, Senin, 16 Januari 2023. Tema ini akan dikupas oleh narasumber Eko Daryono, S.Pd.

Eko adalah seorang guru, anggota dewan redaksi Cakrawala, pengusaha, dan tentu saja sebagai narasumber juga seorang penulis. Pria kelahiran Karanganyar tahun 1975 itu juga telah menerbitkan belasan judul buku solo dan keroyokan (antologi).

Menurut Narsum, secara teori, tidak ada ketentuan baku yang dapat digunakan untuk mengkonversi karya tulis ilmiah menjadi sebuah buku. Namun demikian, satu hal yang patut dicatat, para ahli bersepakat bahwa alur konversi itu mengerucut kepada standar isi buku. Inipun masih bersifat fleksibel dan bersifat subyektif karena perbedaan persepsi setiap penulis.

Jika di awal resume ini saya mengutip pengertian karya tulis ilmiah dari Wikipedia, Narsum mengajukan konsep KTI berdasarkan Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014. KTI dimaknai sebagai tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Pengertian ini tampaknya sedikit lebih lengkap dari pengertian awal.

KTI memiliki dikotomi menjadi KTI non buku dan KTI buku. KTI non buku terdiri dari: 1) KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar sebagai tugas akhir berupa, skripsi, tesis, dan disertasi, 2) KTI hasil penelitian berupa PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal, dan 3) KTI berupa ulasan atau resensi.

Sedangkan kategori KTI buku mencakup, 1) Buku Bahan Ajar, seperti, diktat, modul, buku ajar, buku referensi, 2) Buku Pengayaan berupa, monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan, dan 3) buku kompilasi berbentuk bunga rampai dan prosiding.

Bagaimana struktur penulisan Karya tulis ilmiah. penjelasannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Struktur di atas secara umum merupakan standar dalam penyusunan bab-bab dalam KTI. Akan tetapi pada KTI dalam bentuk skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya dan menemukan bentuk atau struktur yang berbeda pada setiap kampus.

Perbedaan Laporan Penelitian dan Buku

Berdasarkan matriks di atas, secara esensial, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Artinya, isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Perbedaan paling mencolok terletak pada tataran struktur. Secara sistematika, gaya penulisan KTI dengan penulisan buku memperlihatkan perbedaan. Terdapat adaptasi sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan untuk menghilangkan kesan yang terlihat kaku. Pada buku sistematika penulisan lebih fleksibel.

Perbedaan lainnya pada konsumen atau pembaca. Pada laporan penelitian sasaran pembacanya terbatas pada kalangan tertentu sedangkan buku bisa menjangkau pembaca yang lebih luas, tergantung kepada pasar.

Pada aspek bahasa, walaupun keduanya menggunakan bahasa ilmiah tetapi terdapat perbedaan. Dalam penulisan laporan ada kecenderungan menggunakan bahasa baku yang membutuhkan pemahaman sedangkan pada buku lebih cepat dipahami pembaca. Hasil konversinya  harus diadaptasi sedemikian rupa agar bahasa dalam buku lebih lentur dan tidak kaku, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, dan penulis.

Cara mengkonversi KTI menjadi buku

Judul Karya Tulis Ilmiah umumnya mengandung unsur variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Tidak demikian dengan judul buku hasil konversi. Judul buku harus mempunyai daya pikat dan daya jual, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Aspek ini sangat subyektif. Oleh karena seorang penulis harus memilih judul yang benar-benar menimbulkan rasa penasaran dan ketertarikan pembaca. Apalagi jika buku itu bertujuan komersil dan berorientasi pasar.

Lalu bagaimana teknik memodifikasi KTI menjadi buku? Secara umum KTI Nonbuku laporan hasil penelitian ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku. Saat laporan itu dikonversi menjadi buku KTI tersebut harus mengalami modifikasi sesuai dengan gaya penulisan buku. Pada buku diupayakan keberadaan sub bab-sub bab harus dihilangkan untuk menghapus kesan bahwat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

Untuk memodifikasi bab I, PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN atau bisa juga diganti dengan PEMBUKA. Alternatif kata lain juga diperkenankan sejauh menggambarkan kemenarikan buku.

Deskripsi pada Pendahuluan juga harus mengalami perubahan. Misalnya deskripsi yang berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya dapat ditambah dengan fenomena yang lebih mutakhir agar pentingnya buku secara esensial dapat ditonjolkan sejak awal. Hal ini akan memicu ketertarikan pembaca buku secara keseluruhan.

Perlu dicatat bahwa secara struktur, hasil konversi tidak lagi memerlukan sub bab - sub bab (latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Sasarannya terpusat pada eksplorasi latar belakang penulisan buku.

Sebagai gambaran berikut ini ditampilkan bagaimana memodifikasi bab II

Struktur bab II di dapat dimodifikasi seperti berikut ini.

Kerangka awal bab II yang tertuang dalam laporan di atas mengalami modifikasi dalam bentuk yang lebih padat tetapi tidak meninggalkan substansi dalam laporan. Ada bagian-bagian tertentu berupa sub-sub yang dihilangkan setelah mengalami konversi atau modifikasi.

Modifikasi Bab III bisa diperlakukan sama dengan Bab II. Secara umum substansi bab 3 pada dasarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Ini berlaku jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya.

Untuk mengatasi hal ini, sda beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Pertama, menghilangkan bab III secara utuh, melakukan inkluding Bab III ke dalam Bab II, atau membuat deskripsi Bab III di awal bab pembahasan. Perlu diingat bahwa penghilangan Bab 3 maksudnya keseluruhan isi Bab III dihilangkan, Hal ini dapat dilakukan mengingat bunyi bab III sebenarnya bisa dipahami dari isi pembahasannya. Sedangkan inkluding bab III ke dalam bab II maksudnya gagasan pokok terpenting dari bab III digabung dalam bab II.

Jika modifikasi Bab III telah selesai, modifikasi dapat dilanjutkan ke Bab IV.  Bagian ini pada dasarnya merupakan bagian inti isi buku atau sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bagian ini dapat disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku dapat menjadi menjadi pilihan sebagai judul bagian paling substansial ini.

Sebagai pendukung, pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Gambarpun hanya disesuaikan dengan kebutuhan yang berfungsi  sebagai pendukung.

Bagian akhir dari sebuah laporan penelitian umumnya Bab V (Pentutup) dan lampiran. Isi bab yang hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja dapat ditambahkan dengan temuan hasil penelitian. Pada lampiran, yang disertakan dapat berupa instrument penelitian atau data matang yang mendukung. Hindari data-data mentah.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Konversi KTI

Sebelum mulai mengkonversi KTI menjadi buku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini penting untuk meenghasilkan buku yang menarik, berkualitas, dan terutama, terhindar dari plagiarsme.

Pertama, orisinalitas laporan hasil penelitian. Tindakan plagiat merupakan salah satu tindak pidana yang melanggar hak cipta. Apalagi karya tulis seperti PTK kerap tidak dicek keasliannya. Oleh karena itu saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang bukan hasil plagiasi.

Ke dua, sebaiknya menghindari kompilasi yang terlalu berlebihan. Cukup dengan menyertakan para ahli yang mendukung substansi, Selebihnya dapat dikembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Logikanya saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya secara langsung yang bersangkutan  sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Artinya, kegiatan copy paste pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan. 

Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Sebaiknya data yang disajikan bersifat matang untuk sehingga buku lebih berkualitas dan tidak bombastis.

Keempat, modifikasi bahasa buku.  Bahsa laporan sebaiknya dianulir sedemikain rupa. Hindari penggunaan penanda transisi seperti "menurut hal itu", "sesuai dengan pendapat" dan sejenisnya. Termasuk juga penggunaan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis.

Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB.

Lombok Timur, 16 Januari 2023

Jumat, 13 Januari 2023

Gali Potensi Ukir Prestasi (Pertemuan ke-3 KBMN PGRI)

Flyer Pertemuan ke-3 KBMN gelombang 28

Judul : Gali Potensi Ukir Prestasi
Resume ke : 3
Gelombang : 28
Tanggal : 13 Januari 2022
Tema : "Menggali potensi menulis untuk meraih prestasi"
Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd

Menulis hanya sebuah kata yang secara sederhana berarti membuat tulisan. Namun demikian menulis tidaklah sesederhana pengertian ini. Menulis bukan sebuah kegiatan memainkan pena di atas kertas atau memainkan jari di atas keyboard laptop atau komputer.

Menulis merupakan kerja intelektual, perasaan, dan kemampuan imaginasi. Ada keterlibatan kreativitas di dalamnya. Menulis merupakan instrumen untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. 

Dilansir dari wikipedia, menulis dimaknai sebagai aktivitas neuro-psikologis yang melibatkan proses kognitif dan fisik serta penggunaan sistem penulisan untuk menyusun dan menerjemahkan pemikiran manusia ke dalam representasi bahasa manusia yang terus-menerus. 

Menulis, dalam Britanica.com, diandaikan sebagai ekspresi bahasa (perasaan, dan pikiran). Menulis lebih daripada sekadar cara menyalin ucapan dalam bentuk hurup. Secara ideal, KBBI mendefinisikan menulis sebagai kegiatan mengungkap gagasan, opini dan ide dalam rangkaian kalimat.

Tidak semua orang bisa menulis tetapi semua orang memiliki bakat dan potensi. Bakat atau potensi itulah yang perlu dikembangkan. Inilah tema pertemuan ke-3 dalam pelatihan Kelas Belajar Menulis Nusantara gelombang 28. 

Pertemuan ini dimoderasi oleh Arofiah Affi, salah seorang peserta pelatihan gelombang 24. Sedangkan narasumbernya, Aam Nurhasanah, yang juga pernah menjadi peserta pelatihan pada gelombang sebelumnya. Dua alumnus itu merupakan hasil tempaan komunitas belajar menulis PGRI.

Bagaimana menggali potensi menulis? Setiap orang memiliki potensi (menulis) sudah disepakati sebelumnya. Narasumber menyarankan untuk mulai menulis dengan tema sederhana dan realistis, Salah satunya dengan menulis hal-hal yang disukai, sesuatu yang dialami, atau sesuatu yang dipahami. Jenis tulisan (genre) bisa dalam bentuk puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi orang lain atau pembaca.

Dalam pertemuan sebelumnya telah dibahas bahwa kendala klasik pada penulis pemula antara lain takut menghasilkan tulisan yang tidak berkualitas, khawatir dan tidak percaya diri menyebarkan tulisan karena tidak sempurna. Itulah sebabnya banyak penulis pemula hanya menyimpan tulisan dalam draft, tidak pernah dipublikasikan.

Untuk memotivasi peserta narasumber mengajak peserta napak tilas proses belajarnya sejak mengikuti pelatihan pada gelombang ke-8. Kegagalan tidak membuatnya menyerah tetapi menjadi sebuah pemantik untuk terus belajar. Usaha itu membuahkan hasil dengan menerbitkan buku solo pada gelombang ke-12. Keberhasilan itu pula yang membuatnya masuk menjadi tim solid KBMN PGRi dalam setiap pelatihan.
Kerja keras dan kesungguhan Bu Aam membuatnya berhasil menjawab tantangan Prof. Dr. Eko Indrajit untuk menulis satu minggu dan masuk penerbit mayor seperti Gramedia.

Menulis memang memerlukan tantangan melalui kompetisi. Itu pula yang dilakukan narasumber untuk menjadikannya penulis yang matang dan profesional. Atas pencapaian itu, narasumber dioercaya menjadi kurator berbagai buku antologi yang dibuat secara keroyokan oleh peserta KBMN pada berbagai angkatan.

Sesuatu yang ditekuni secara seruis akan membawa seseorang pada sebuah titik yang disebut dengan keberhasilan. Apa yang dilakukan Bu Aam tidaklah sia-sia. Di sela-sela aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pengajar, Bu Aam terus menerus melakukan aktivitas menulis, menjadi kurator, dan editor.

Pengalaman narasumber sebagai penulis dapat menjadi inspirasi para penulis pemula. Bakat menulis sama dengan bakat lainnya hanya dapat ditumbuhkan dengan cara berlatih, belajar, dan mencoba. Penulis-penulis besar, seperti, Mocktar Lubis dengan karyanya Jalan Tak Ada Ujung, Ahmad Tohari dengan Ronggeng Dukuh Paruk, Hamka dengan bukunya Di Bawah Lindungan Ka’bah, atau Sutan Sati dengan maha karyanya Sengsara Membawa Nikmat merupakan penulis legendaris yang mulai karier profesionalnya dengan menggali potensi melalui proses belajar. Demikian pula si Binatang Jalang, Khairil Anwar, karya-karya monumentalnya bukan dicapai dengan instan. Semuanya melalui proses belajar dan berlatih.

Lombok Timur, 13 Jjanuari 2022

Teknik Promosi Buku (Pertemuan ke 28)

  Judul                         : Teknik Promosi Buku Resume ke              : 28 Gelombang            : 28 Tanggal                  : 13 Ma...